Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Kenapa Langit Berwarna Biru? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Beberapa dari Anda mungkin penasaran kenapa langit berwarna biru. Berikut ini penjelasan ilmiahnya yang harus dipahami dengan benar

18 November 2024 | 17.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Langit warna biru adalah pemandangan sehari-hari yang sering dilihat. Tapi apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa langit berwarna biru? Untuk memahami fenomena langit ini, berikut adalah penjelasan kenapa langit berwarna biru.

Kenapa Langit Berwarna Biru?

Warna biru pada langit merupakan fenomena yang menarik dan kompleks, yang melibatkan interaksi antara cahaya matahari dan atmosfer Bumi.  Mengutip Space Place NASA, langit bisa berwarna biru karena cahaya matahari mencapai atmosfer Bumi dan disebarkan ke segala arah oleh semua gas dan partikel di udara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski cahaya matahari tampak putih. Namun sebenarnya terdiri dari semua warna pelangi yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya biru lebih banyak tersebar daripada warna lain karena bergerak dalam gelombang yang lebih pendek dan lebih kecil. Inilah sebabnya mengapa langit berwarna biru hampir sepanjang waktu.

Proses Terbentuknya Warna Langit

Dilansir dari National Weather Service, terbentuknya warna langit tidak lepas dari peran cahaya dan spektrum warna. Warna biru pada langit terbentuk karena proses yang disebut Rayleigh scattering, atau hamburan Rayleigh. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proses ini terjadi ketika cahaya matahari memasuki atmosfer Bumi dan bertemu dengan molekul-molekul udara, seperti nitrogen dan oksigen, serta partikel-partikel kecil lainnya. 

Ketika cahaya putih dari matahari mengenai molekul-molekul ini, sebagian cahaya akan dipantulkan, sementara sebagian lainnya akan diserap oleh molekul tersebut. Semua warna dihamburkan oleh molekul udara, tetapi ungu dan biru adalah warna yang paling banyak terhambur.

Meskipun warna ungu juga tersebar, tapi mata manusia lebih sensitif terhadap cahaya biru dibandingkan cahaya ungu. Selain itu, sebagian besar cahaya ungu yang tersebar diserap oleh lapisan atmosfer lainnya sebelum mencapai mata kita. Akibatnya, yang tampak oleh kita adalah warna biru yang mendominasi langit.

Mengapa Langit Berubah Warna Saat Matahari Terbit dan Terbenam?

Warna langit tidak selalu biru. Saat matahari terbit dan terbenam, sinar matahari melewati lebih banyak atmosfer dibandingkan saat siang hari. 

Dalam proses ini, lebih banyak molekul udara yang menyebarkan cahaya biru dan ungu, sehingga cahaya yang mencapai mata kita sebagian besar adalah warna merah, jingga, dan merah muda. Ini menjelaskan mengapa matahari terbit dan terbenam seringkali memiliki warna yang indah dan hangat.

Ketika terdapat lebih banyak molekul di atmosfer, seperti setelah letusan gunung berapi, fenomena ini dapat diperkuat. 

Partikel debu dan air dapat memantulkan cahaya sama seperti molekul gas, sehingga meningkatkan hamburan. Dalam kondisi ini, lebih banyak cahaya jingga dan merah yang mencapai mata kita, menciptakan pemandangan yang spektakuler saat matahari terbit dan terbenam.



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus