Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
National Hurricane Center menggunakan komputer model baru ketika mendeteksi badai Rita, yang dua pekan lalu merusak sebagian Texas. Komputer tersebut ternyata mampu memprediksi lebih akurat gerakan dan intensitas topan Rita sebelum mencapai negara bagian di Amerika Serikat yang menjadi sentra penyulingan minyak bumi itu.
Program komputer tersebut dijalankan National Center for Atmospheric Research (NCAR). Lembaga ini memang melakukan uji coba model prediksi baru sejak beberapa tahun lalu. Dari serangkaian tes, dibuatlah program komputer yang bisa memprediksi lintasan badai di masa depan. Komputer model baru itu disebut Advanced Research WRF (AWR). Alat ini merupakan kelanjutan program WRF atau Weather Research and Forecasting.
Ketimbang model sebelumnya, AWR bekerja atas dasar jaringan data yang dapat memproyeksikan kumpulan awan hujan dan struktur di dalam pusat badai 48 jam yang akan datang. Menurut Chris Davis, ahli cuaca dari NCAR, lima tahun lalu prediksi intensitas badai secara akurat belum dapat dilakukan.
Tas Matahari
Baru sampai pintu pagar, listrik di rumah seorang karyawati tiba-tiba mati. Di keremangan malam, dia segera mencari-cari kunci pintu yang tersimpan di dalam tas. Sayang, kunci itu belum juga dapat ditemukan. Dari kejadian itu, Rosanna Kilfidder mendapat inspirasi untuk mendesain tas yang jika dibuka akan menyala lampunya.
Tas rancangan Kilfidder itu menang dalam kompetisi desain yang diadakan Universitas Brunei. Perguruan tinggi di negara jiran ini memang mengadakan lomba yang bertujuan mencari wirausaha di kalangan generasi muda. Oleh Kilfidder, tas tersebut dijuluki Perangkap Matahari (Sun Trap). Memang sinar yang ada di dalam tas diperoleh dari tenaga matahari.
Rancangan ini menggunakan sel surya yang dicantelkan di bagian luar tas, guna menangkap energi dari cahaya matahari. Energi itu kemudian disimpan di dalam baterai yang bakal menerangi kawat di dalam tas. Kawat tersebut berasal dari bahan elektroluminescent yang mirip dengan yang ada di telepon seluler. Untuk menyalakan cahaya, bisa juga digunakan tombol. Namun tas akan gelap ketika risleting ditutup atau 15 detik setelah terjadi peristiwa yang membuat tas tiba-tiba terbuka.
Robot Keluarga
Robot keluarga ini memang sangat membantu. Ia bisa membangunkan kita dari tidur, membacakan headline surat kabar dan perkiraan cuaca hari itu. Tak lupa juga mengingatkan kita akan janji dan undangan yang harus kita hadiri. Aktivitas semacam itu dilakukan Wakamaru—nama robot itu—setiap pagi. Inilah robot baru buatan Japan’s Mitsubishi Heavy Industries Ltd.
”Kami mencoba menciptakan robot yang memiliki hubungan seperti layaknya manusia,” ujar Ken Onishi, pemimpin tim teknisi. Kepintaran robot yang tersambung ke jaringan Internet ini antara lain sanggup mengenali nama 10 orang. Dengan kemampuan suara seperti pria dan perempuan, robot yang tingginya satu meter ini akan menyambut anggota keluarga yang pulang ke rumah. Wakamaru juga bisa menjalankan pesan telepon dan membacakan e-mail yang datang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo