PADA akhir 1983, pesawat ulang-alik Amerika Serikat meluncurkan laboratorium dirgantara. Langkah ini memrupakan tindakan awal bagi industri di ruang angkasa. Di samping itu AS, melalui NASA, sebetulnya sudah lama merencanakan peluncuran apa yang disebut "stasiun-stasiun dirgantara". Dalam dasawarsa akan datang, kita sudah dapat membayangkan pesawat ulang-alik AS itu meluncur dari bumi, membawa manusia dan pelbagai peralatan untuk diturunkan di stasiun dirgantara - suatu pesawat ruang angkasa besar yang mengorbit bumi secara permanen. Stasiun ini diiringi oleh pesawat-pesawat satelitnya. Gagasan demikian, sebetulnya, sudah bermula sejak awal 1970-an. Pada dasarnya, Spacelab, Saljut-6, dan Saljut-7 merupakan embrio stasiun dirgantara yang diidam-idamkan sedangkan pesawat ulang-alik AS itu memang dirancang untuk melakukan shuttle-service dari bumi ke stasiun dirgantara permanen tadi. Tetapi, karena penciutan dana pengembangan NASA, untuk sementara gagasan itu tinggal gagasan. Baru dalam masa belakangan ini bangkit lagi arus kegairahan baru. Pada akhir 1982, NASA menandatangani kontrak dengan Boeing, General Dynamics, Grumman, Lockheed, McDonnel Douglas, Marieta, Rockwell, dan TWR. Aneka perusahaan itu ditugasi mempelajari beberapa pilihan bagi pembuatan dan desain stasiun dirgantara. Mereka juga harus mempelajari secara terperinci segala keperluan bagi proyek demikian. Menurut perkiraan sementara, ada lima fungsi yang dijanjikan oleh sebuah stasiun dirgantara. Pertama, sebagai depot bahan bakar. Keduan penguji dampak bebas gravitasi untuk jangka waktu panjang. Ketiga, sebagai "pabrik" pembuatan produk farmasi komersial melalui proses microgravity. Keempat, bengkel untuk melayani dan membenahi satelit yang telah "aus". Dan terakhir, tempat pengujian teknologi dirgantara mutakhir, terutama yang berhubungan dengan kepentingan militer. Dalam pada itu, Uni Soviet ternyata tidak tinggal diam. Mereka bahkan merencanakan kosmogral, alias kota dirgantara. Untuk keperluan itu, mereka sedang mengembangkan roket paling besar yang pernah dibuat hingga sekarang. Dengan roket itu, mereka akan meluncurkan inti seberat 110 ton bagi stasiun seperti itu pada 1985. Kabin pertama akan memuat 10 sampai 12 orang. Kabin itu dapat diperbesar untuk membuat peralatan yang diperlukan. Roket Soviet ini mempunyai kemungkinan mengangkut sekitar lima kali lebih besar dari pesawat ulang-alik AS. Tingginya 100 meter, dengan daya pendorong 11 juta pon. Mengerikan, bukan? Ternyata tidak bagi NASA. Menurut James Bell (NASA), "Alangkah enaknya jika mereka berhasil meluncurkan roket itu, karena kita pasti tidak perlu lagi mengemis persetujuan anggaran belanja kepada Kongres!" M.T. Zen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini