Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERANG biologi ternyata punya hikmah tersendiri. Sekelompok peneliti yang sedang melakukan penelitian untuk perang biologi berhasil menciptakan suatu obat yang bermanfaat bagi manusia, yakni lotion antivirus flu. Krim yang merupakan "hasil samping" riset untuk menangkal bahaya perang biologi tersebut mampu menjaring virus dan membasminya sebelum menginfeksi sel dan organ tubuh. Berbeda dengan vaksin, yang efektif untuk satu virus, krim ini dirancang agar bisa menangkal semua jenis flu dan virus lainnya.
Para peneliti yang mengembangkannya mengatakan, lotion antiflu itu dapat digosokkan setiap gejala flu muncul. Krim itu bisa pula dipakai di mana saja, misalnya di tempat umum yang penuh orang seperti stasiun kereta api atau bandar udara. Pemimpin riset, James Baker, profesor obat-obatan di Universitas Michigan dan direktur Center for Biologic Nanotechnology, mengatakan bahwa krim tersebut mirip tabir surya yang biasa digunakan untuk melindungi kulit ketika berjemur. "Anda dapat menggunakannya untuk upaya pencegahan, sama halnya dengan saat Anda menggunakan tabir surya ketika membutuhkannya," kata Baker kepada The Sunday Times.
Baker dan timnya berhasil menemukan hasil samping itu ketika sedang mengembangkan bahan-bahan yang sebetulnya dimaksudkan untuk melindungi serdadu dari serangan pelbagai jenis virus dan kuman dalam perang biologi. Bahan antiflu terbuat dari liposom dan polimer yang secara kimiawi menghasilkan suatu asam di permukaan kulit. Virus flu yang datang akan melihat asam itu sebagai suatu penerima yang kemudian mengikat virus. Padahal, kata Baker, "Pada dasarnya, itu adalah umpan yang mencegah virus mengikat diri dengan sel dan memasuki organ tubuh. Virus akan berikatan dengan polimer dan liposom serta membentuk agregat yang mengganggu dan secara efektif membunuh virus itu sendiri."
Protein Penawar 'Stroke' |
Terapi stroke hingga saat ini sangat terbatas. Namun, tampaknya akan ada perkembangan baru yang signifikan dalam penanganan penderita stroke. Pada tikus percobaan, dapat dibuktikan bahwa kerusakan otak bisa diminimalkan dengan injeksi suatu protein khusus, paling lambat 45 menit setelah serangan stroke.
Temuan itu, menurut Reuters Health, dilaporkan dalam jurnal Science edisi akhir Juli lalu. Dr. David J. Pinsky, asisten profesor pengobatan di Universitas Columbia, New York, menemukan adanya protein yang muncul di permukaan sekitar sel-sel saraf otak yang terserang stroke. Protein itu ternyata merupakan sinyal panggilan kepada sistem imunitas untuk menghancurkan sel. "Jadi, bila kita menghalangi aktivitas mekanisme sistem imunitas, kematian sel-sel neuron bisa dicegah," katanya.
Dengan injeksi protein yang disebut sCRI dalam waktu 45 menit setelah stroke, kerusakan sel otak ternyata bisa dikurangi. Dengan modifikasi protein, penggumpalan darah yang potensial terjadi setelah serangan stroke pun bisa dikurangi. Jadi, protein itu bisa membuat sel-sel darah putih tak terakumulasi di pembuluh arteri.
Jaket Pengaman Pengendara Motor |
PENGENDARA sepeda motor punya risiko besar kalau mengalami kecelakaan karena tak ada pengaman yang melindungi badannya. Berbeda dengan pengemudi mobil yang memiliki kantong udara untuk melindungi badannya ketika terjadi benturan, pengendara motor hanya punya helm guna melindungi kepalanya.
Suatu perusahaan Jepang, Mugen Denko, lalu punya ide menciptakan jaket pengaman khusus untuk pengendara sepeda motor. Jaket itu berisi udara yang dapat menggelembung dalam waktu 0,9 detik begitu pengendara terjatuh dari kendaraannya. Hiroya Fuji dari Mugen Denko mengatakan, jaket ciptaannya dirancang untuk mengantisipasi kecelakaan sepeda motor berkecepatan tinggi. "Jaket tersebut juga berfungsi sebagai penahan sebelum pengendara jatuh menyentuh tanah. Kami sangat memperhatikan bagian pinggang, punggung, dan leher, yang sangat rawan benturan," kata Fuji seperti dikutip koran The Sunday Times.
Jaket itu, setelah dikenakan di tubuh pengendara, dikaitkan dengan suatu kabel ke sepeda motor. Bila pengendara terjatuh, kabel tadi otomatis akan tertarik dan membuat jaket menggelembungkan karbon dioksida dari suatu silinder di dalamnya. Jaket tetap menggelembung sampai 30 detik, lalu mengempis sendiri. Anda berminat? Harga jaket ini Rp 2-5 juta, tergantung modelnya, dan saat ini baru dijual di Jepang saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo