Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Lebah Raksasa Wallace Ditemukan Lagi, Sempat Dikira Punah

Lebah raksasa Wallace asal Maluku, yang dikabarkan sudah punah, berhasil ditemukan Clay Bolt.

24 Februari 2019 | 09.44 WIB

Perbandingan lebah madu biasa dengan lebah raksasa Wallace. (Dok. Clay Bolt | claybolt.com)
Perbesar
Perbandingan lebah madu biasa dengan lebah raksasa Wallace. (Dok. Clay Bolt | claybolt.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Lebah raksasa Wallace asal Maluku, yang dikabarkan sudah punah, berhasil ditemukan Clay Bolt, fotografer yang banyak mengabadikan satwa dan alam. Ini adalah publikasi pertama tentang lebah terbesar di dunia tersebut dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Organisasi pelestarian lingkungan Global Wildlife Conservation (GWC) mempublikasikan temuan Bolt tersebut seperti dikutip laman goettinger-tageblatt.de, Jumat, 22 Februari 2019.

"Sungguh menakjubkan melihat bulldog terbang, serangga yang tidak kita kenal lagi di alam liar," kata Clay Bolt. Lebah Wallace ini berukuran empat kali lebah madu biasa.

Spesies lebah Pluto Megachile ditemukan pada abad ke-19 oleh naturalis Inggris Alfred Russel Wallace dan menurut GWC terakhir terlihat pada tahun 1981 di alam liar.

Bolt dan rekan ekspedisinya Eli Wyman menemukan sarang lebah Wallace itu  di sebuah pulau di Maluku Utara. Mimpinya sekarang adalah menjadikan lebah raksasa sebagai simbol perlindungan lingkungan di bagian Indonesia ini dan menyulut kebanggaan penduduk setempat, kata fotografer itu. Sebuah film dokumenter tentang pencarian lebah raksasa saat ini sedang dibuat.

Wyman, ahli lebah dari Universitas Princeton, berharap penemuan lebah raksasa Wallace akan mendorong penelitian lebih lanjut. "Kami membutuhkan lebih banyak informasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah kehidupan lebah yang sangat unik ini dan untuk melindunginya dari kepunahan."

Goettinger-tageblatt.de | Global Wildlife Conservation

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus