Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MASIH ingat tukang bengkel asal Karangasem, Bali, I Wayan Sumardana? Ia mendadak kesohor dengan lengan palsu ciptaannya yang dia klaim dapat dikontrol lewat pikiran. Teknologi itu kini tersedia. Para peneliti Johns Hopkins University School of Medicine di Amerika Serikat mengumumkan telah berhasil membuat lengan palsu yang dapat dikendalikan pikiran penggunanya.
Guru besar neurologi di Johns Hopkins, Dr Nathan Crone, sebagaimana dikutip Livescience.com dua pekan lalu, mengatakan ini pertama kalinya seseorang dapat menggunakan alat bantu yang dikendalikan pikiran. "Teknologi ini melampaui alat bantu yang saat ini tersedia. Jari dan tangan buatan bisa bergerak sebagai satu kesatuan untuk meraih benda, misalnya memegang bola tenis," katanya.
Crone mengatakan lengan prostetik tersebut berfungsi persis seperti lengan asli. Bahkan teknologi lengan itu mampu mengembalikan fungsi tangan bagi mereka yang kehilangan tangan karena cedera atau penyakit.
Selama tahap percobaan, para peneliti Johns Hopkins mengumpulkan data dari seorang pemuda penderita epilepsi. Sebagaimana dilansir situs Johns Hopkins Medicine, para peneliti membedah otak pemuda tersebut dan menanam 128 sensor elektrode pada bagian otak yang mengendalikan gerakan tangan dan lengan. Sensor tersusun pada film seukuran kartu nama.
Setelah pembedahan, pemuda tadi diminta menggoyangkan jari secara bergantian. Lantas para peneliti mencatat bagian otak yang "menyala" ketika sensor mendeteksi aktivitas saraf dari setiap gerakan jarinya.
Selain mengumpulkan data pada bagian otak yang terkait dengan gerakan motorik, mereka mengukur aktivitas otak yang bertalian dengan sensasi sentuhan. Untuk memperoleh data itu, mereka memakaikan sarung tangan yang bergetar pada setiap ujung jari pemuda tadi. Lalu mereka mengidentifikasi bagian otak yang "menyala" ketika orang itu merasakan getaran pada jari-jarinya.
Data motorik dan sensorik inilah yang kemudian digunakan untuk memprogram lengan palsu, yang juga dibuat di laboratorium fisika Johns Hopkins. "Lengan prostetik ini mudah digunakan tanpa perlu pelatihan yang ekstensif," kata Crone.
Meski demikian, para peneliti Johns Hopkins mengatakan temuan yang mereka publikasikan melalui Journal of Neural Engineering pada 10 Februari lalu itu belum siap secara klinis. Alat itu pun belum diterapkan pada kaki buatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo