Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Makin dekat ke mesin alkohol

Simposium di Jakarta membahas pembuatan alkohol sebagai bahan bakar yang diperoleh dari ubi jalar dan singkong. problem-problem yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan bakar tersebut. (ilt)

7 Februari 1981 | 00.00 WIB

Makin dekat ke mesin alkohol
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
TULANG Bawang di Lampung nanti bukan hanya sekedar jadi lokasi transmigran. Kecamatan itu akan terkenal karena proyek pembuatan etanol untuk bahan bakar. Hal ini terungkap pekan lalu dalam simposium berjudul Alkohol sebagai baban bakar alternatif, yang berlangsung di Hotel Hilton, Jakarta. Simposium itu menunjang gagasan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk merintis industri pembuatan alkohol sebagai bahan bakar. Sejak tahun lalu Menteri Negara Ristek, Dr. Ing. B.J. Habibie sibuk mewujudkan gagasan itu (TEMPO 24 Mei 1980). Sebagai sasaran jangka pendek, Habibie merencanakan sebuah pilot plant yang akan memproduksi etanol dengan kapasitas 5 juta liter setahun. Ini diperoleh dari ubi jalar dan singkong. Penanamannya bisa dilakukan para petani transmigran, Ini diharapkan sekaligus meningkatkan pendapatan mereka. "Bahkan justru ini merupakan tujuan proyek pembuatan etanol itu," ujar Habibie. Sambil bersimposium, BPPT yang bekerjasama dengan PT Federal Motor dan PT Honda Federal memperagakan sejumlah mesin yang dijalankan dengan bahan bakar alkohol. Antara lain derum mesin sepeda motor mengiringi bau alkohol. Sepeda motor itu, Honda CG 125, tidak berciri khusus meski dijalankan alkohol. Hanya pengamat teliti akan bisa melihat perbedaan pada desain karburator. Juga diperagakan di situ pompa air, generator listrik dan pompa tangan. Para ahli perusahaan Honda di Jepang konon cukup pusing mengubah mesin standar 4-tak dari kelas 125 cc dan 400 cc, hingga bisa menggunakan alkohol sebagai bahan bakar. Problem terbesar ditimbulkan sifat alkohol yang selain mengandung sebagian air, juga cenderung menarik air dan secara kimiawi sangat aktif. Ini menimbulkan karat pada bagian logam dan merusak bagian karet, terutama pada bagian seperti tanki bahan bakar karburator dan saluran bahan bakar. Mengganti jenis bahan serta melapis bagian dalamnya dengan bahan antikarat ternyata bisa mencegah gangguan ini. Problem kedua ialah tingginya titik letup pada alkohol dan lamban ia menjadi uap. Dengan menggunakan suatu alat perangsang yang meningkatkan permukaan bahan bakar dalam karburator waktu start, hal ini pun bisa diatasi. Juga rendahnya kadar kalori pada alkohol menimbulkan masalah efisiensi. Tapi karena nilai oktan pada etanol lebih tinggi dari premium, efisiensi itu bisa disamakan dengan menaikkan kompresi. Dan ini bukan problem. "Mudah saja dengan mempertinggi kop silinder," ucap Kenjiro Okajasu, direktur pelaksana Honda Motor Company kepada TEMPO. Okajasu menjelaskan bahwa harga mesin alkohol memang sedikit lebih tinggi dibanding mesin bensin sejenis. Ini disebabkan semua mesin yang diperagakan dikembangkan dari mesin standar bensin. "Bila nanti diproduksi secara masal, harganya akan sama," ujar Okajasu. Di Brasil, misalnya, sepeda motor tipe CG 125 bermesin alkohol mulai diproduksi bulan ini oleh Honda Motor do Brazil Ltd. "Kita tak usah pusing membuat mesin alkohol," ujar Habibie, "Biar mereka yang mengembangkan teknologi itu. Kita mengkhususkan pada teknologi pembuatan etanol," Program itu agaknya sudah mencapai momentum. "Semua sudah selesai," ujar Ir. Wardiman, Asisten I Menteri Negara Ristek. Ia memimpin Tim Proyek Alkohol yang terdiri dari wakil berbagai departemen dan sejumlah ahli BPPT. Hasil persiapan tim itu baru saja dimantapkan lagi dalam suatu lokakarya tentang etanol. Sejumlah ahli dari National Academy of Sciences (NAS) di Amerika Serikat ikut membahasnya. Segera semua hasil itu mendasari desain pabrik yang akan dibuat Salzgitter Industriebau GmbH, suatu perusahaan Jerman Barat. Sebagian besar pembuatan pabrik itu akan ditenderkan kepada perusahaan konstruksi nasional. Pembangunan fisiknya, menurut rencana, dimulai April. Selain pabrik etanol itu juga akan dibangun suatu pusat penelitian pertanian, suatu laboratorium dan pusar latihan. Semua itu meminta biaya sekitar US$ 8 juta (Rp 5 milyar) dan diharapkan berproduksi menjelang November 1982. Produksi etanol di Indonesia setiap tahun direncanakan mencapai sekitar 42 juta liter dari 10 pabrik utama. Etanol yang diperoleh dari pengolahan tetes hasil sampingan pembuatan gula tebu - -terutama disalurkan ke industri minuman keras, farmasi, kosmetika serta industri kimia lain. Tapi harga etanol produksi dalam negeri ini cukup tinggi. Stephanus Rulan dari Imora Motor yang menunggu generator listrik di simposium itu mengatakan: "Kami beli alkohol untuk mesin ini Rp 1000 seliter." Limbah Pertanian Bagaimana harga ini bisa bersaing dcngan premium yang cuma Rp 150? Itu termasuk tugas penelitian di pilot plant Tulang Bawang nanti. "Harus dicari suatu mekanisme menurunkan ongkos produksi," ujar Habibie. Tapi satu tahun lagi Habibie yakin harga BBM pasti naik. Masalah harga juga dikemukakan Hitoshi Shozawa di simposium itu. Menurut ekonom dari Lembaga Ekonomi Energi di Tokyo itu, kenaikan harga BBM dengan 20% per tahun, bisa dianggap wajar. Tapi selain itu komponen cukai sebesar Rp500 setiap liter alkohol di Indonesia menyebabkan harganya demikian tinggi. Harga etanol produksi Lampung dengan ubi jalar dan singkong sebagai bahan dasar ditaksir hanya Rp 335 per liter, kata Wardiman. Mungkin harganya bisa ditekan lagi dengan menyempurnakan proses produksi, dengan teknologi baru. Sebagian terbesar energi terpakai di tahap persiapan proses pembuatan etanol seperti memasak. Juga di tahap penyelesaian seperti menyuling. Justru bukan di tahap fermentasi yang sebetulnya terpokok. Di Jepang saat ini dikembangkan tahap persiapan nonmasak dan tiap penyelesaian nonsuling. Kedua metode itu mengurangi separuh sampai sepertiga pemakaian total energi hingga jelas sangat menurunkan ongkos produki. Apalagi seperti direncanakan di Lampung, bagian terbesar erergi itu diperoleh dari pembakaran limbah pertanian, menghemat pemakaian BBM yang mahal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus