Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menahan badai dengan delta

Belanda berhasil menyelesaikan bendungan oosterschelde, proyek delta. bendungan terbesar di dunia. menelan biaya 7,8 milyar gulden, dengan panjang 3 km untuk menahan badai & sebagai pintu air.(ilt)

25 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

REKAYASA perairan, yang meliputi berbagai cabang ilmu dan teknologi, mencatat peristiwa besar awal Oktober lalu. Sebuah pintu air sepanjang 3 kilometer di mulut Teluk Ooseterschelde, Belanda, diresmikan. Untuk pertama kali sebuah tanggul penahan badai dengan 16 pintu baja yang masing-masing punya kelebaran 42 meter dan ketinggian sekitar 10 meter dapat dibangun. Bendungan Ooseterschelde merupakan bagian kecil saja dari proyek rekayasa perairan di Belanda selatan, yang dikenal sebagai Proyek Delta. Proyek raksasa delta ini bukan buat gagah-gagahan, melainkan untuk kelangsungan hidup di daerah selatan itu. Sebab, kawasan Belanda selatan yang penuh teluk kecil dan menjorok ke dalam itu adalah daerah yang senantiasa terancam badai. Berulang kali daratan Belanda selatan itu diamuk air pasang akibat terpaan angin berkecepatan 150 kilometer per jam. Terakhir, bencana besar itu terjadi pada 1953. Hampir seluruh bagian barat daya Belanda dan Belgia utara, seluas 200.000 hektar, diserang banjir dahsyat. Sekitar 2.000 penduduk berikut puluhan ribu ternak mati. Sesudah peristiwa tragis itu, Proyek Delta, yang gagasannya sudah dilansir pada 1937, dikukuhkan. Proyek Delta adalah ikhtiar menutup sejumlah mulut teluk dengan bendungan besar dan kecil untuk menjinakkan terpaan badai yang masuk dari Laut Utara ke teluk-teluk di pantai barat Belanda. Dengan diresmikannya Bendunan Ooseterschelde, 8 dari 10 bendungan pada mahaproyek ini sudah rampung. Tahun depan, dua bendungan kecil terakhir pada Proyek Delta, bendungan Philipsdam dan Oesterdam, direncanakan selesai. Dilihat dari kepanjangan tanggul, Bendungan Brouwer dan Bendungan Ooseterschelde tak banyak berbeda. Tapi, dari segi struktur, Bendungan Ooseterschelde jauh lebih canggih. Selain bendungan penahan badai, Ooseterscheldedam sekaligus pintu air yang menghubungkan laut lepas dan laut teluk. Pada awalnya, Bendungan Ooseterschelde tidak direncanakan berbentuk pintu air, tapi tanggul biasa seperti bendungan lainnya. Ketika proyek masih pada masa perencanaan, muncul protes dari pencinta lingkungan hidup, dan ternyata bisa mempengaruhi parlemen. Yang mencemaskan para pencinta lingkungan itu adalah akan terjadinya kehancuran biota laut di perairan teluk yang tertutup. Tahun 1974 setelah melewati perdebatan seru di Majelis Rendah, pembangunan Bendungan Ooseterschelde ditolak melalui pemungutan suara, 75 lawan 67. Baru setelah rancangan Bendungan Ooseterschelde diperbaiki, penawaran mereka disetujui. Pemasangan pintu air pada Bendungan Ooseterschelde merupakan jalan keluar yang menyelesaikan perbedaan pendapat. Dengan struktur itu, hubungan antara laut lepas dan laut teluk tidak terputus. Dalam keadaan biasa, pintu-pintu air tetap terbuka, dan baru disiagakan apabila air pasang terlalu tinggi. Bila kenaikan air mencapai tiga meter, pintu-pintu Ooseterscheldedam ditutup. Bentuk pintu air inilah yang membuat Ooseterscheldedam menjadi bendungan istimewa di dunia. Struktur tanggul yang biasanya masif terpaksa diubah menjadi pancangan tiang-tiang, yang sekaligus berfungsi sebagal gerbang pintu air. Total, terdapat 65 tiang raksasa di sepanjang bendungan 3 kilometer itu. Penampang tiang-tiang itu 200 meter X 40 meter, sedangkan ketinggiannya bervariasi dari 30 meter sampai 40 meter -- disesuaikan dengan dasar laut yang memang tidak rata. Tiang-tiang sebesar gedung dan berbentuk seperti huruf T terbalik itu terbuat dari beton pratekan. Bagian bawahnya, yang menggelembung seperti perahu terbalik, dibuat berongga, agar mudah diangkut ke laut untuk dipancangkan. Tiang-tiang tanggul ini tidak begitu saja dipancangkan di dasar laut. Sebelum pemancangan, di dasar laut dibangun fondasi yang terdiri dari slep beton bertulang anyaman baja-nilon, dan lapisan kerikil-aspal. Pada landasan inilah tiang raksasa seberat 18.000 ton ditumpangkan. Pemancangan dilaksanakan setelah tiang diletakkan pada posisinya. Bagian berongga pada tiang diisi beton dari atas melalui saluran yang sudah disiapkan, sementara pertemuan tiang dan landasannya dicor pula dengan beton. Pemancangan kemudian diperkuat dengan timbunan beberapa lapis kerikil. Setelah bagian tersulit ini terlaksana, baru tubuh tanggul dibangun. Potongan-potongan beton dan konstruksi-konstruksi baja, yang menghubungkan pasangan tiang satu dengan lainnya, dipancangkan. Sesudah tiang-tiang membentuk gerbang, pintu air baja seberat 300 ton diinstalasikan bersama tabung pompa hidrauliknya setinggi 35 meter. Ooseterscheldedam nantinya tak cuma berfungsi sebagai tanggul untuk menghadapi badai saja. Di atas bendungan, yang menelan biaya 7,8 mllyar gulden itu, akan dibangun highway. Jalan raya di atas tanggul adalah sisi lain keuntungan membangun bendungan. Tiga bendungan yang terhampar di bagian barat Belanda telah memperpendek lintasan pantai sepanjang 700 kilometer. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus