SATELIT telah jamak dipakai sebagai sarana navigasi. Antara lain untuk memonitor posisi pesawat terbang, kapal niaga di lautan, atau mobil-mobil di jalanan. Tapi ikhtiar ini mahal. Dr. Peter Duffet-Smith, ahli fisika dari Universitas Cam- bridge, Inggris, membuat terobosan. Jasa satelit boleh dilupakan. Sebagai gantinya, dia menggunakan frekuensi yang dipancarkan stasiun radio dan televisi, yang centang-perenang 24 jam di pelbagai negara. Hasilnya, sebuah sistem navigasi, dinamai Cursor, yang cukup andal. Cursor, menurut Duffet-Smith, bisa dipakai untuk navigasi pesawat udara, kapal, mobil, bahkan pejalan kaki. Dalam satu uji coba, Cursor dipasang pada sebuah mobil yang berlari 110 km/jam di luar Cambridge. Dengan memanfaatkan gelombang- gelombang radio AM yang berseliweran, sistem ini bisa menunjuk- kan posisi mobil, bahkan dengan tingkat kecermatan lima meter. Cursor punya seperangkat penerima gelombang radio (receiver) yang amat peka dan sanggup menangkap beberapa frekuensi sekaligus. Untuk keperluan penentuan posisi, setidaknya Cursor harus menangkap tiga frekuensi yang berbeda. Namun, agar diperoleh kecermatan tinggi, Duffet-Smith menyarankan agar delapan frekuensi dimasukkan sekaligus. Receiver pada Cursor sanggup melahap gelombang dari pelbagai frekuensi. Gelombang panjang radio AM sampai frekuensi tinggi dari stasiun TV bisa disadapnya dengan sama baiknya. Dia pun mampu mencari sumber-sumber gelombang radio terdekat dan mengukur kekuatannya. Sebagai data dasar, Duffet-Smith memasukkan data tentang koordinat (posisi) sumber-sumber frekuensi itu. Dengan mengukur kuat pancaran gelombangnya, Cursor bisa menaksir jaraknya dari sumber frekuensi. Dan dengan mengombinasikan data beberapa stasiun, Cursor mampu mengenali posisi keberadaannya, yang kemudian dipetakan lewat layar komputer pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini