Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Astronaut amerika, dengan roket ...

Uni soviet menawarkan roket energia dan jasa sate- lit pada as. untuk mengirim astronaut amerika ke mars. mampu mengorbit dengan muatan 100 ton. pihak as masih ragu.

27 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Astronaut Amerika, dengan Roket Rusia Uni Soviet kini menawarkan roket Energia pada AS untuk dipakai mengirim astronaut Amerika ke Mars. Pihak AS masih bimbang dan ragu. KALAU kepepet, siapa pun bisa melakukan tindakan yang dulu tak terbayangkan. Uni Soviet, misalnya, karena kesulitan ekonomi, sekarang menawarkan jasa roket buatannya pada Amerika Serikat. Maka, Dr. Boris Ivanovich Gubanov, yang semula hanya dikenal sebagai ahli roket, sepanjang dua pekan Juni silam harus mondar-mandir ke AS. Tokoh yang membidani kelahiran Energia -- roket peluncur pesawat ulang-alik Soviet, Buran -- ini rupanya mendapat pekerjaan baru sebagai salesman. Apa lagi komoditas yang ditawarkannya, kalau bukan roket Energia dan jasa satelit. "Hanya komoditas itu yang kompetitif di pasar Amerika," kata Gubanov. Pelbagai ajang promosi pun digelar. Salah satunya dis- elenggarakan di California, tiga pekan lalu. Di situ, Gubanov mengiklankan potensi Soviet untuk melayani permintaan pasar Amerika, khususnya dalam soal jasa peluncuran satelit dan kendaraan ruang angkasa, komunikasi lewat satelit, foto satelit, dan jasa pengangkutan logistik bagi laboratorium NASA di luar angkasa. Gubanov tampaknya tahu betul ambisi orang-orang Amerika: mendaratkan astronaut di Mars. Maka, dalam promosinya, dia gen- car membujuk Amerika agar cepat pergi ke Mars. "Generasi muda kita yang akan datang bakal marah kalau kita tak cepat-cepat membuat keputusan untuk pergi ke Mars," Gubanov membujuk. Secara terus terang Gubanov berharap memboncengkan teknologi Soviet ke dalam program penaklukan Mars. Langkah itu, kalau berhasil, berarti pemasukan devisa. Untuk program itu, Gubanov menawarkan roket Energia buatannya. "Roket ini punya kekuatan yang luar biasa," katanya. Dengan modifikasi di sana-sini, menurut Gubanov, Energia akan sanggup mengantarkan astronaut Amerika ke Mars. Kebolehan Energia itu memang diakui oleh tim pengkajian teknologi roket dari Universitas Stanford, Amerika. "Energia merupakan jalan ke Mars dengan ongkos yang paling murah," ujar Dr. Bruce Lusignan, Ketua Tim Stanford itu. Maka, Lusignan mendukung perkawinan teknologi Soviet-Amerika untuk program penaklukan Mars. Energia, menurut tim Stanford itu, lebih memberi harapan ketimbang roket-roket Amerika semacam Delta dan Titan, atau roket buatan Eropa seperti Ariane. Dengan teknologi Barat, misi muhibah ke Mars itu akan makan ongkos US$ 400-500 milyar atau Rp 800-1.000 trilyun. Tapi, dengan teknologi Energia, biaya itu bisa dipangkas menjadi US$ 60 milyar saja. Sejarah Energia sendiri belum sepanjang Delta atau Titan, yang telah berulang-ulang mengantar pesawat ulang-alik ke orbit bumi. Energia baru dua kali melakukan misinya. Yang pertama menggendong beberapa satelit sekaligus ke orbitnya pada 1987, dan yang kedua mengantar peluncuran pesawat ulang-alik Buran, November 1988. Kedua misi itu berhasil, dan konon hampir tanpa cacat. Prestasi tadi membuat ahli-ahli Amerika terperanjat. Sebab, Energia dirancang hanya dalam tempo 10 tahun. Lagi pula, mereka tahu persis bahwa sebelumnya Uni Soviet tak punya pengalaman dengan roket berbahan bakar hidrogen cair. Tapi ternyata Dr. Gubanov, dan sekalian kameradnya, mampu membuat Energia dengan bahan bakar cair, dan lebih hebat dibanding roket-roket Barat. Sosok Energia sendiri memang meyakinkan. Tingginya 60 meter, dengan delapan buah mesin. Bahan bakar hidrogen di perutnya 2.400 ton, jauh lebih besar dibanding roket-roket Amerika yang hanya mampu menelan 1.700 ton. Keruan saja, Energia lebih perkasa. Dia sanggup penggendong muatan 100 ton ke orbit 300-an km di atas permukaan bumi. Maka Buran, yang hanya 30 ton, sebetulnya terlalu enteng bagi roket Soviet itu. Kalau mau, beban seberat 32 ton pun bisa dilontarkannya sampai orbit bulan. Dengan begitu, Energia punya potensi mengantarkan wahana ruang angkasa berukuran besar, melebihi pesawat berawak Amerika Apollo, ke bulan. Tapi program ini belum termasuk yang dijualnya ke Amerika. Untuk jangka pendek, Soviet baru menawarkan peluncuran satelit 18 ton (lebih dari 10 satelit seukuran Palapa B-2) ke orbit geostasioer -- 36.000 km di atas permukaan bumi. Soal keselamatan Energia rupanya juga mendapat porsi per- hatian yang besar. Tak kurang dari 2.000 sensor pasang di pel- bagai sudut roket, untuk memonitor keandalan struktur dan sistem kerjanya. Data masukan dari sensor itu kemudian diolah dalam komputer yang telah dilengkapi program canggih, yang seratus kali lebih rumit dibanding yang ada pada roket-roket sebelumnya. Kerusakan yang sekecil apa pun bisa dideteksi secara dini. Tapi Dr. Gubanov mengakui, roket canggih itu kini terpaksa menganggur di negerinya. Kegiatan penelitian ruang angkasa Uni Soviet untuk sementara dikendurkan. "Perekonomian kami sedang sulit. Kami harus membelanjakan banyak uang untuk keperluan lain," ujar pria 61 tahun berambut cokelat itu. Sayangnya, badan angkasa luar Amerika, NASA, menanggapi tawaran Uni Soviet secara dingin. Mereka masih meragukan stabilitas politik di negeri bekas seteru itu. "Masih terlalu dini untuk berbicara soal kerja sama dengan Uni Soviet dalam program Mars," kata Debbie Rahn, juru bicara Markas Besar NASA di Washington. Program itu, menurut Debbie Rahn, bisa berlang- sung beberapa dasawarsa, dan NASA belum melihat adanya jaminan bahwa Uni Soviet tak akan kembali menjadi seteru selama kurun yang panjang itu. Gedung Putih sendiri masih bersikap netral. Tawaran itu dis- erahkan sepenuhnya kepada para ahli ruang angkasa. Tapi James Oberg, pengamat teknologi angkasa luar Amerika, beranggapan bahwa tawaran itu sulit diterima. Kebijaksanaan Amerika, menurut Oberg, cukup jelas: ingin selalu meningkatkan kemampuan industri strategisnya, termasuk yang di sektor angkasa luar. "Tapi mereka terlalu naif untuk menyadari soal ini," katanya, tentang upaya Dr. Gubanov. Putut Trihusodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus