Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Rehal-wahyu muryadi

Penulis : jalaluddin rakhmat bandung : mizan, 1991.

27 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISLAM AKTUAL, REFLEKSI SOSIAL SEORANG CENDEKIAWAN MUSLIM Penulis: Jalaluddin Rakhmat Penerbit: Mizan, Bandung, 1991, 319 halaman PUASA Asyura adalah rekayasa politik Bani Umayyah -- yang dimotori Muawiyah, musuh Ali. Sebab, bagi pengikut keluarga Nabi, saat itu justru merupakan hari berkabung, bukan hari ber- syukur yang lalu "dipuasai". Dengan kata lain, Jalaluddin Rakhmat, penulis buku ini, menegaskan: dalil puasa sunat setiap 10 Muharam yang diyakini kaum Suni tidak sahih. Bukan hanya itu. Pada topik pembaruan pemikiran, ahli komunikasi massa yang mahir nderes kitab gundul ini nekat meng- goyang cara berpikir umat pada umumnya. Ia berani "meluruskan usul fikih yang rancu", misalnya, untuk sampai pada metode perlimaan (khumus) dalam menetapkan zakat profesi -- yang lazim diterapkan mazhab Jakfari (Ahlul Bayt). Padahal, soal ini masih terus diperdebatkan di sini. Apa boleh buat, memang. Tapi itulah hasil studi kritis Kang "Mullah" Jalal terhadap tarikh atau sirah Nabi, kendati kerap dicibir orang. Padahal, untuk bekal hujjah-nya itu, alim yang tengah menggodok tafsir Quran multimazhab ini sudah melahap seabrek literatur Islam klasik, kontemporer, bahkan lusinan kitab Syiah. Keberanian ahli mantik ini bergelut memasuki zone agama eksklusif memang patut mengundang kagum. Berkali-kali Jalal menekankan perlunya studi kritis hadis dan sirah Nabi, berbekal penguasaan logika, literatur, dan tentunya juga "ilmu alat" lainnya. Sebab, "banyak di antara kita yang setia menjalankan Sunah Rasulullah yang tak benar," tulisnya. Agaknya, Jalal menolak terkungkung dalam tradisi salaf, tetapi juga tak bebas mengumbar penafsiran bagai M. Atho Mudzhar. Hanya saja, pendapatnya atas konflik Muawiyah-Ali tampak hitam-putih. Bandingkan dengan Munawir Sjadzali, yang mendudukkan keduanya sebagai politikus biasa sehingga terasa lebih jernih. Kecuali perkara fikiyah tadi, tulisan Jalal tentang berbagai masalah di luar "domain" keagamaan kurang menggigit. Yang terasa justru renungan sejenak dari pada hasil tafakur yang in- tens. Maklumlah, buku ini adalah kumpulan percikan pemikirannya tentang sejumlah persoalan untuk konsumsi media massa. Artinya, suatu karya renungan yang dikejar deadline. Wahyu Muryadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus