Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan cuaca mempengaruhi aktivitas berbagai spesies hewan, salah satunya serangga. Saat musim hujan, semut rangrang (Oecophylla) akan keluar dari sarangnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semut rangrang hidup di hutan tropis Afrika, India, Australia, dan berbagai negara Asia Tenggara. Mengutip 12 News, keadaan yang lembap menyebabkan semut itu keluar dari sarangnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sungut semut pun mendeteksi perubahan suhu. Semut akan bereaksi terhadap penurunan suhu, terutama hujan badai, seperti dikutip dari Cosmos Magazine.
Mengutip laporan ilmiah yang diterbitkan Scholars Research Library (2015) menjelaskan waktu terbaik semut rangrang membuat sarang baru saat awal musim hujan. Pepohonan akan memulai pertumbuhan baru.
Semut rangrang mampu merasakan badai yang datang. Semut rangrang sangat aktif, kemudian berpindah dari ranting pohon yang lemah ke cabang yang lebih kuat. Sekitar tiga pekan sebelum musim hujan, semut rangrang mulai membangun wilayah penempatan atau koloni. Di India, aktivitas semut rangrang menjadi rujukan tradisional untuk prakiraan cuaca.
Mengutip Leisa India, saat musim kemarau sarang semut rangrang dibuat berukuran kecil dengan jumlah yang banyak. Adapun jumlah semut sangat sedikit di setiap sarang. Ketika musim hujan, semut rangrang akan bergabung ke sarang yang lebih besar.
WILDA HASANAH