Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Oxford University Press mengumumkan kata brain rot atau pembusukan otak sebagai Kata Tahun Ini untuk 2024. Para ahli Oxford mengamati istilah brain rot mendapat perhatian signifikan tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut tercermin dari kekhawatiran tentang dampak mengonsumsi konten daring tanpa mutu dalam jumlah berlebihan di media sosial, dikutip Antara dari siaran India Today, Sabtu, 7 Desember 2024. Frekuensi penggunaan istilah tersebut melonjak 230 persen dari tahun 2023 ke tahun 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Brain Rot?
Dikutip dari Parents, brain rot istilah yang merujuk segmen khusus bahasa gaul generasi Alpha yang muncul akibat menghabiskan banyak waktu daring untuk TikTok, Snapchat, YouTube, Roblox dan Minecraft.
Pakar komunikasi Tess Coward, yang bekerja di agensi SolComms menyederhanakan konsep brain rot lebih jauh. Menurut dia, brain rot adalah saat tren Internet terus terlintas di pikiran. "Itu adalah ketidakmampuan untuk membentuk kalimat tanpa bahasa gaul Internet. Itu menyusup ke dalam hidup, bahkan tidak tahu bahwa Anda melakukannya di suatu titik," katanya.
Oxford mendefinisikan brain rot sebagai kemerosotan yang diduga terjadi dalam kondisi mental atau intelektual seseorang. Ini terutama dilihat sebagai akibat dari konsumsi berlebihan materi konten daring) yang dianggap remeh atau tidak menantang. Namun, juga: sesuatu yang dicirikan sebagai sesuatu yang mungkin menyebabkan kemerosotan tersebut.
Penyebab Brain Rot
"Brain rot mencerminkan penurunan kemampuan mental secara perlahan, yang sering kali dikaitkan dengan penggunaan layar yang berlebihan, kurangnya stimulasi, atau pilihan gaya hidup yang tidak sehat," kata psikolog klinis dari Rumah Sakit Holy Family di Mumbai Narendra Kinger
Istilah brain rot menyoroti meningkatnya kekhawatiran tentang dampak mengonsumsi konten media sosial yang dangkal. Paparan informasi yang dangkal dari Internet menurunkan kesehatan kognitif dan menyebabkan kelelahan mental.
Penurunan tersebut tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Kerusakan otak akibat penggunaan media sosial dapat mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa, meskipun penyebab dan gejalanya dapat berbeda. Anak-anak yang mengalami gangguan akibat brain rot terlihat dari berkurangnya perhatian, kesulitan berkonsentrasi mengerjakan tugas, dan prestasi akademis yang buruk.
Kerusakan otak yang dialami orang dewasa ditandai dengan mudah lupa, motivasi rendah, mudah tersinggung, dan terlalu bergantung perangkat gawai untuk hiburan. Kinger menjelaskan bahwa waktu menonton layar yang berlebihan adalah salah satu penyebab terbesar dari penyebab kerusakan otak. "Konsumsi berlebihan terhadap materi yang remeh mengurangi rentang perhatian dan membatasi pemikiran kritis," kata Kinger.
Scrolling Internet
Media sosial dan pengguliran (scrolling) Internet tanpa akhir dapat membanjiri otak dengan konten yang dangkal, sehingga hanya menyisakan sedikit ruang untuk keterlibatan kognitif yang mendalam.
Faktor lain yang menyebabkan kerusakan otak meliputi kurangnya aktivitas fisik, kurang tidur, dan gizi buruk. Tanpa istirahat yang cukup dan diet seimbang dengan asupan banyak nutrisi penambah fungsi otak seperti asam lemak omega-3 dan antioksidan, fungsi kognitif dapat menurun seiring berjalannya waktu.
Gaya hidup yang tidak aktif makin memperburuk masalah karena aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan mental. Kinger menyarankan agar orang tua menetapkan batasan waktu layar yang jelas dan mendorong permainan di luar ruangan untuk merangsang kreativitas dan mengurangi stres anak-anak.
Dia juga menyoroti pentingnya hobi lain seperti membaca, musik, dan seni. Aktivitas tersebut dapat membantu anak-anak mengembangkan fokus dan keterampilan berpikir kritis. Bagi orang dewasa, memerangi kerusakan otak berarti menemukan keseimbangan antara konsumsi digital dan aktivitas yang menantang pikiran. Menurut dia, seseorang perlu melakukan permainan yang merangsang pikiran, seperti memecahkan teka-teki atau percakapa mendalam dan bermakna.
"Otak adalah aset Anda yang paling berharga. Lindungi dengan saksama, karena kesehatannya menentukan kualitas hidup Anda," kata Kinger.