Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menghitung Jejak Karbon Sebelum Belanja Daring

Tim pengembang teknologi aplikasi Internet asal Indonesia menjadi juara dalam kompeitisi Climate Hack yang diadakan Singapore International Foundation. Mengajak penggemar belanja online agar lebih bijak memperhatikan dampak lingkungan saat membeli barang melalui Internet.

 

30 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kegiatan belanja daring dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Pexels/Cottonbro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Aktivitas belanja secara daring ikut memperburuk kerusakan lingkungan.

  • Dharmawan Santosa dan teman-temannya mengembangkan aplikasi untuk mengetahui jejak karbon belanja online.

  • Jadi juara dalam kompeitisi Climate Hack yang diadakan Singapore International Foundation.

Menghitung Jejak Karbon Sebelum Belanja Daring

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim pengembang teknologi aplikasi Internet asal Indonesia menjadi juara dalam kompetisi Climate Hack yang diadakan Singapore International Foundation. Mengajak penggemar belanja online agar lebih bijak memperhatikan dampak lingkungan saat membeli barang melalui Internet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

-----

Menggaungkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi bisa lewat berbagai cara. Tim pengembang teknologi aplikasi Internet asal Indonesia, Not Samsan Tech, mengkampanyekan hal itu dengan mengembangkan program ekstensi peramban web (web browser extension). Aplikasi bernama e-CO2mmurz ini bisa menghitung jejak karbon yang ditimbulkan dari kegiatan berbelanja lewat wahana jual-beli daring (e-commerce).

Inovasi tersebut mengantarkan Not Samsan Tech menjadi juara pertama dalam ajang Climate Hack 2021 yang diadakan Singapore International Foundation (SIF) dan perusahaan sosial Code For Asia (CFA), Mei lalu. Climate Hack 2021, yang digelar perdana, merupakan acara hackathon virtual yang memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional untuk melahirkan inovasi terkait dengan isu perubahan iklim.

Executive Director SIF, Jean Tan, mengatakan masalah perubahan iklim hanya dapat ditangani secara efektif melalui kerja sama internasional. "Karena itu, kami menyelenggarakan Climate Hack 2021 yang memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah perubahan iklim.”

Aplikasi e-CO2mmurz karya tim Not Samsan Tech mengungguli 46 prototipe digital dari seluruh Asia. Di sesi final, mereka terpilih di antara sembilan tim lain dari lima negara. Semua sesi digelar secara daring. Dan, pada acara final, setiap finalis mempresentasikan ide mereka di hadapan juri melalui siaran langsung yang dapat disaksikan melalui media sosial Facebook.

"Dengan ekstensi browser e-CO2mmurz ini, pengguna Internet akan mendapat estimasi konsumsi karbon dioksida atas produk yang mereka beli di e-commerce,” ujar Dharmawan Santosa, 25 tahun, Project Manager dan Business Analyst Not Samsan Tech, kepada Tempo melalui surat elektronik, Jumat lalu. "Pengguna juga bisa mendapatkan informasi dan rekomendasi produk sejenis yang memiliki konsumsi jejak karbon lebih rendah.”

Adanya informasi semacam ini diharapkan pengguna dapat lebih bijak dan mempertimbangkan dampak lingkungan ketika mereka membeli barang secara daring. Dengan begitu, pengguna bisa turut meminimalkan konsumsi karbon dioksida yang tentunya dapat bermanfaat bagi lingkungan. "Aplikasi ini lebih bersifat informatif bagi pengguna, tapi tidak mengurangi pengalaman konsumen saat melakukan berbelanja secara online.”

Sejumlah penelitian memang menyebutkan aktivitas jual-beli secara daring akan turut memperburuk pencemaran lingkungan. Selain dampak yang timbul akibat penggunaan kemasan kardus dan plastik yang terus meningkat, aktivitas pengiriman barang dari toko ke rumah pengguna serta meningkatnya lalu lintas barang secara global membuat aktivitas ini tak lebih ramah lingkungan dari aktivitas jual-beli konvensional.

World Economic Forum pada Januari 2020 melaporkan, permintaan pengiriman barang langsung ke rumah konsumen diprediksi tumbuh hingga 78 persen pada 2030. Ini berujung pada bertambahnya jumlah kendaraan pengiriman barang hingga 36 persen di 100 kota besar dunia.

Akibatnya, diperkirakan pencemaran udara akibat aktivitas pengiriman barang ke pintu konsumen itu bertambah 30 persen. Penambahan jumlah kendaraan pengiriman pun membuat lalu lintas perkotaan semakin padat sekitar 21 persen. Jumlah emisi karbon dioksida yang tercipta dari aneka peningkatan itu diprediksi bertambah dari 19 juta ton pada 2019 menjadi 25 juta ton pada 2030.

Tim Not Samsan Tech asal Indonesia meraih juara pertama Climate Hack 2021 yang diadakan Singapore International Foundation (SIF) dan Code For Asia (CFA), Mei 2021. Dok. SIF

Inisiatif Dharmawan membuat aplikasi terkait dengan lingkungan dan perubahan iklim ini muncul bukan hanya karena dia mengikuti Climate Hack 2021. Sebelumnya, ia pernah berkali-kali mengikuti berbagai acara hackathon yang berhubungan dengan isu lingkungan dan perubahan iklim. “Dari pembelajaran dan ide-ide pada hackathon sebelumnya, kami mendapat ide mengenai aplikasi e-CO2mmurz ini.”

Dharmawan menjelaskan, e-CO2mmurz dirancang agar menjadi sebuah solusi yang dapat memberikan dampak terhadap persoalan lingkungan, tapi tidak memaksa pengguna untuk mengubah sikap atau perilaku terhadap lingkungan. “Karena ide-ide yang sifatnya memaksa, secara alami menciptakan penolakan dari pengguna.” Aplikasi e-CO2mmurz dirancang khusus para anggota tim Not Samsan Tech untuk kompetisi Climate Hack 2021.

Sistem yang digunakan e-CO2mmurz adalah logika computer vision untuk mendeteksi situs-situs wahana jual-beli daring yang dibuka pengguna di peramban web. Sistem e-CO2mmurz lalu melakukan klasifikasi dan membuat perhitungan konsumsi jejak karbon berdasarkan gambar yang tertangkap. "E-CO2mmurz dirancang untuk bisa mendeteksi semua jenis situs web e-commerce, tidak hanya yang berasal Indonesia, tapi juga negara lain.”

Walau masih dalam bentuk purwarupa, dalam presentasi daring yang dilakukan Not Samsan Tech di hadapan juri Climate Hack 2021, aplikasi e-CO2mmurz tampil secara lancar dan mulus. Ketika Dharmawan mengilustrasikan sesi belanja daring melalui peramban, muncul sebuah pop-up kala kursor komputer diarahkan ke gambar barang yang ada pada situs e-commerce.

Tidak menutup kemungkinan, aplikasi ini dikembangkan atau diintegrasikan ke dalam sistem aplikasi wahana jual-beli daring di ponsel. Namun hal ini perlu pengembangan lebih lanjut dan bekerja sama dengan perusahaan wahana jual-beli daring. "Hal ini akan cukup menyulitkan pada fase implementasi dan banyak memakan waktu.”

Dalam mengerjakan e-CO2mmurz, Dharmawan dibantu dua temannya, Raihan Hamid Suraperwata, yang berperan sebagai pengembang, serta Clarissa Audrey Chinara sebagai pengembang aplikasi dan desainer. Mereka bukanlah teman satu kampus, tapi sama-sama dipertemukan lewat sejumlah acara hackathon. Dharmawan bekerja di salah satu perusahaan pengembang game terkemuka di Indonesia dan Raihan bekerja di salah satu perusahaan e-commerce Tanah Air. Sedangkan Audrey masih menyelesaikan studinya di Monash University, Malaysia.

Mereka bertiga menghabiskan waktu selama 3-4 minggu untuk menyelesaikan proyek ini. “Empat hari penuh untuk mengembangkan purwarupanya.” Saat terpilih menjadi salah satu finalis Climate Hack 2021, mereka didampingi mentor bernama Christian Jonathan dari perusahaan teknologi asal Singapura, Terra AI. “Kami mendapat banyak pengalaman berharga dengan mengikuti kompetisi Climate Hack ini, dan bangga bisa menjadi salah satu pemenangnya.”*

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus