Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Asap mengepul ketika seorang mahasiswa membuka penanak itu. Aroma nasi hangat menyeruak, membuat sudut Laboratorium Biokimia Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jawa Timur, dua pekan lalu, berbau warteg. Sekilas, tidak ada yang asing dengan nasi sumber harum itu. Tapi, dilihat lebih saksama, warnanya tidak putih bersih. Sedikit bercampur krem dan kuning, mirip nasi jagung. Kalau dikunyah agak lengket, seperti beras ketan, tapi rasanya tidak beda dengan nasi putih.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo