Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Merekayasa mawar biru

Penelitian florikultura pada teknologi penanaman dna (deoxyribo nucleid acid) di oakland, as, menco ba menciptakan mawar berwarna biru. masih ada gan- jalan cara mengubah dehidrokaemferol.

24 November 1990 | 00.00 WIB

Merekayasa mawar biru
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
MAWAR biru, tak lama lagi, mungkin akan menjelma di alam nyata, tidak hanya dalam buku dongeng H.C. Andersen. Bunga biru ini konon pernah muncul ke dunia di sekitar abad ke-13, ketika seorang ahli pertanian Arab bernama Ibn al-Awam menemukannya, tapi tidak ada bukti yang mendukung penemuan ini. Selama bertahun-tahun, para pencinta tanaman mencoba membumikan dongeng mawar biru ini dengan mengawinsilangkan pelbagai jenis mawar, tapi gagal. Kini, para pakar genetika mengambil alih tugas ini. Salah satu percobaan dilakukan di Penelitian Florikultura pada Teknologi Penanaman DNA (Deoxyribo Nucleid Acid) di Oakland, AS. "Usaha penciptaan mawar biru di sini mendapat prioritas pertama," ujar Stephen Benoit dari perusahaan Calgene, California. Setelah itu, sasarannya: anyelir dan krisan biru -- dua jenis bunga yang saat ini paling laris. Jalan ke arah penciptaan warna biru itu dilakukan dengan mengeluarkan pigmen delfinidin dalam mawar. Rumus kimia pigmen ini mirip dengan dua pigmen lain, yaitu sianidin dan pelargonidin. Sianidin bisa menghasilkan warna mulai ungu muda sampai merah muda dan merah keungu-unguan, sedangkan pelargonidin membuat warna oranye sampai merah. Ketiga pigmen ini berasal dari sebuah komponen yang disebut dehidrokaemferol. Dengan pertolongan enzim, komponen ini diubah menjadi salah satu dari tiga pigmen tersebut. Yang masih menjadi ganjalan adalah belum ditemukannya sebuah enzim tidak aktif untuk mengubah dehidrokaemferol menjadi delfinidin. Kalau mereka bisa menemukan gen untuk enzim itu, mawar dapat dirancang. "Namun, kami sudah mempunyai beberapa calon," ujar ahli biologi molekul Calgene cabang Australia, Edwina Cornish. Calon ini akan dicobakan pada bunga petunia merah untuk dilihat apakah akan berubah menjadi bunga biru. Jika mereka berhasil mengisolasi gen untuk warna biru, itu akan dimasukkan dalam mawar. Untuk itu, tim Calgene harus menyambung gen ini dalam bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri yang sudah direkayasa ini bisa mempengaruhi sebagian kecil jaringan bunga mawar untuk kemudian mentransfer gen baru ke dalam sel tanaman. Setiap jaringan ini lalu ditempatkan dalam biakan kaya gizi untuk menghasilkan tunas baru. Tunas ini tentu membutuhkan waktu lama sampai menjadi tanaman mawar yang menghasilkan bunga biru. Masalahnya, apakah mawar biru nanti akan laku. Selama ini, mawar ungu -- yang mirip dengan mawar biru -- kurang disukai konsumen Barat, yang lebih menyukai warna merah. Warna biru dianggap terlalu dingin untuk menyatakan rasa cinta. Namun, Suntory -- produsen bir dan penyalur bunga Jepang -- yakin bahwa mawar biru akan laku. Mereka sudah menuangkan dana US$ 4 juta pada Calgene untuk penciptaan warna biru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus