Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena equinox akan terjadi di wilayah Sumatera Selatan pada 20-21 Maret mendatang. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada 21 Maret dan 23 September, ketika matahari melintasi garis khatulistiwa. Akibatnya, wilayah tropis mengalami penyinaran matahari secara maksimum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BMKG Sultan Mahmud Badarudin II Siswanto mengatakan bahwa sebelum memasuki fenomena equinox, beberapa wilayah di Sumatera Selatan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam tiga hari ke depan (17-19 Maret 2025).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menegaskan bahwa fenomena ini tidak akan meningkatkan suhu udara secara ekstrem di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan," ujar Siswanto kepada Tempo saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp pada Senin, 17 Maret 2025.
Siswanto menambahkan bahwa equinox bukanlah gelombang panas seperti yang terjadi di beberapa negara Asia lainnya. Suhu maksimum di Indonesia masih dalam batas normal, yakni berkisar 32-36°C. Setelah penurunan hujan akibat fenomena ini, curah hujan diperkirakan akan kembali meningkat pada 22 Maret 2025 dan berlangsung hingga akhir bulan.
"Baru setelah memasuki April 2025, curah hujan secara umum akan mulai berkurang di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan," kata dia.
Namun, beberapa daerah seperti Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Banyuasin, Palembang, Muara Enim, dan Ogan Komering Ulu (OKU) masih berpotensi mengalami curah hujan cukup tinggi hingga awal Mei 2025. Kondisi ini menandakan bahwa Sumatera Selatan tengah mengalami masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau musim pancaroba.
Musim pancaroba biasanya ditandai dengan perubahan cuaca yang cepat dan tidak menentu. “Pada pagi hari cuaca bisa cerah, lalu siang terasa panas terik, dan menjelang sore berpotensi hujan lebat dalam waktu singkat. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu,” tambah Siswanto.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG dan kanal resmi lainnya agar dapat mengantisipasi dampak perubahan cuaca dengan lebih baik.