Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Hizbullah di Lebanon selatan mengaku telah meluncurkan lebih dari 320 roket ke 11 pangkalan dan barak militer Israel pada Ahad, 25 Agustus 2024. Hizbullah menyatakan bahwa 11 lokasi militer Israel menjadi sasaran, termasuk pangkalan Meron, Zaatoun, Al-Sahl, Nafah, Yarden, dan Ein Zeitim, serta kamp Kela, UF, Ramot Naftali, Neve Ziv, dan Zarura, semuanya berlokasi di Israel utara. Roket yang digunakan dalam penyerangan ini adalah roket katyusha. Ap aitu roket Katyusha?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluncur roket ganda Katyusha adalah sejenis artileri roket yang pertama kali dibuat oleh Uni Soviet dan diterjunkan pada masa Perang Dunia II. Peluncur roket ganda seperti ini mampu mengirimkan ledakan ke area target lebih cepat daripada artileri pada umumnya, tetapi dengan tingkat akurasi yang rendah dan waktu reload yang lebih lama.
Roket Katyusha terkenal karena kemampuannya untuk meluncurkan roket dalam jumlah banyak dari sebuah rangkaian peluncur yang tersusun rapat pada rak baja besar. Sistem peluncur ini dipasang pada truk multifungsi dan telah digunakan sejak awal Perang Dunia II. Katyusha dirancang sebagai alternatif artileri yang lebih murah, dengan kemampuan untuk menembakkan hingga empat lusin roket secara berurutan dengan jarak tembak melebihi enam mil atau sembilan kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uji coba sebelum perang menunjukkan bahwa hanya empat truk peluncur Katyusha yang mampu memberikan daya tembak setara dengan 75 meriam terhadap target seluas 1,5 mil persegi dalam waktu kurang dari satu menit. Meskipun tidak seakurat meriam howitzer, kapasitas peluncur Katyusha untuk menembakkan banyak roket berdaya ledak tinggi memungkinkan penyebaran serangan yang luas di area yang besar. Keunggulan mobilitasnya juga mendukung taktik 'tembak dan pindah' yang efektif.
Karena kemanfaatannya yang tinggi, selama periode 1941 hingga 1945, pabrik-pabrik senjata di Uni Soviet memproduksi sekitar 10 ribu peluncur roket ini. Menariknya, Katyusha awalnya dirancang untuk diluncurkan dari pesawat tempur, bukan dari platform darat. Pada 1931, Biro Riset Moskow mengembangkan RS-132, sebuah roket udara-ke-udara dengan sirip stabilisator. Namun, baru pada 1938, proyektil ini dimodifikasi untuk digunakan oleh Angkatan Darat dengan desain M-13. Sejak saat itu, Katyusha berkembang menjadi senjata yang legendaris.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang roket Katyusha:
1. Ukuran dan Daya Hancur
Roket Katyusha memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan berat 42 kilogram. Desainnya memungkinkan integrasi pada truk multifungsi yang dikenal sebagai BM-13. Uji coba pra-perang menunjukkan bahwa empat truk BM-13 dapat meluncurkan daya tembak setara 75 meriam terhadap target seluas 1,5 mil persegi dalam waktu kurang dari satu menit.
2. Awalnya Kurang Diminati
Meskipun peluncur ini dapat melepaskan banyak roket dengan daya hancur besar, para komandan artileri awalnya skeptis terhadap senjata ini. Roket generasi awalnya kurang akurat, dan proses memuat ulang peluncur yang kosong sangat berat serta memakan waktu hampir satu jam. Namun, biaya rendah dan kemudahan pembuatan peluncur membuatnya menjadi pilihan menarik.
3. Rahasia Militer
Pada awalnya, peluncur roket BM-13 dijaga sebagai rahasia militer dan hanya unit-unit tertentu yang diizinkan mengoperasikannya. Teknologi ini tetap dirahasiakan hingga Perang Rusia-Jerman meletus.
4. Dampak Psikologis pada Musuh
Katyusha pertama kali digunakan dalam bulan pertama invasi Jerman ke Uni Soviet. Pada 14 Juli 1941, tujuh peluncur eksperimental mampu melumpuhkan formasi infanteri Jerman di Rudnya, Smolensk, menyebabkan kekacauan di barisan musuh dan membuat mereka meninggalkan kota tersebut. Keberhasilan ini meningkatkan keyakinan komando Soviet terhadap potensi roket ini.
5. Asal Nama
Nama "Katyusha" bukan nama resmi dari senjata ini. BM-13, peluncur asli, diproduksi di pabrik Voronezy Komintern dan memiliki logo huruf K besar. Tentara menyebutnya "Katyusha" atau "Katie" sebagai referensi dari lagu balada rakyat populer pada 1938 tentang seorang wanita yang terpisah dari kekasihnya karena perang.
6. Variasi Penggunaan
Kesuksesan Katyusha mendorong berbagai variasi penggunaannya. Selain dipasang di truk, peluncur ini juga dipasang pada jip, trailer, tank T-40, gerbong kereta, dan bahkan perahu. Roket juga mengalami peningkatan ukuran, seperti roket dengan diameter 300 milimeter.
7. Pengembangan Pasca-1945
Setelah 1945, konsep Katyusha terus dikembangkan oleh Angkatan Bersenjata Soviet hingga tahun 1950-an dan 60-an. BM-21 Grad adalah salah satu evolusi yang mampu menembakkan hingga 40 roket M-21 berdiameter 128 mm dalam waktu kurang dari 20 detik, dengan kemampuan untuk meluncurkan berbagai jenis munisi tambahan seperti rudal antitank dan bom asap.
8. Popularitas di Era Perang Dingin
Selama Perang Dingin, negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa dan klien-klien Soviet berlomba-lomba mengakuisisi peluncur roket Katyusha. Negara-negara seperti Polandia, Cekoslowakia, Rumania, Yugoslavia, Iran, Mesir, Cina, dan Korea Utara menjadi pengguna aktif senjata ini.
MICHELLE GABRIELA | ZACHARIAS WURAGIL | ANTARA