Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jember - Rumah Sakit Paru di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sempat kehabisan oksigen selama lebih dari tiga jam. Peristiwa yang terjadi pada Minggu malam, 25 Juli 2021, itu menyebabkan tiga pasien Covid-19 yang sedang dirawatnya meninggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rumah sakit menggunakan oksigen cair dan biasanya disuplai sekitar 2.500 meter kubik per dua hari, namun pada Minggu malam kedatangan oksigen terlambat," kata Pelaksana tugas Direktur RS Paru Jember, Sigit Kusumajati, saat dikonfirmasi per telepon oleh ANTARA, Senin 26 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan kronologis yang disampaikan Sigit, stok oksigen cair di RS Paru Jember habis pada pukul 21.00 WIB. Rumah sakit telah mengantisipasi keterlambatan itu dengan meminjam semua tabung milik penyuplai untuk diisikan oksigen sebagai penyangga cadangan kebutuhan para pasiennya.
"Namun cadangan tidak berlangsung lama sehingga pasokan oksigen habis dan tidak ada lagi oksigen di rumah sakit pada Senin dini hari pukul 01.07 WIB hingga 4.40 WIB," katanya menuturkan.
Sigit menjelaskan ada 13 pasien Covid-19 yang berada di ruang ICU dan sangat membutuhkan pasokan oksigen saat itu. Seluruh perawat kemudian mendampingi pasien satu per satu untuk menenangkan mereka dan tidak gelisah saat pasokan oksigen terhenti.
"Saya mengakui bahwa oksigen merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam menangani pasien Covid-19 yang kondisinya kritis, sehingga habisnya oksigen mempengaruhi dalam penanganan," katanya.
Selama tiga jam lebih tidak adanya pasokan oksigen di RS Paru Jember tercatat ada tiga pasien yang meninggal. Menurut Sigit, kondisi mereka secara klinis memang buruk yakni saturasi oksigen di bawah 60 persen dan sangat memerlukan bantuan oksigen.
"Perawat dan dokter di RS Paru sudah berusaha maksimal agar mereka bisa sembuh, sehingga setelah kejadian habisnya oksigen tersebut kami menggelar rapat untuk membuat kebijakan agar tidak terulang kembali," ujarnya.
Berdasarkan penjelasan pemasoknya, Sigit mengungkapkan, keterlambatan kedatangan oksigen disebabkan pengambilan pindah ke Gresik. Lokasi pengambilan biasanya di Surabaya juga terbatas.
Rumah Sakit Daerah dr Soebandi Jember juga melaporkan nyaris kehabisan pasokan oksigen untuk menangani pasien Covid-19 pada Senin. Mereka mendapat alasan yang sama dari perusahaan penyuplai bahwa sumber pasokan di Surabaya juga berkurang.
“Oksigen yang kami terima terbatas dan belum sesuai dengan kebutuhan," kata Pelaksana tugas Wakil Direktur SDM dan Pendidikan RSD dr Soebandi Jember, Arief Setiyoargo.
Ia menjelaskan kebutuhan oksigen rata-rata sehari di RSD dr Soebandi Jember yakni liquid sebanyak 808,3 meter kubik, tabung 6 meter kubik sebanyak 304 tabung per hari, tabung 1 meter kubik sebanyak 2 tabung per hari. Namun pada Senin disuplai tidak sampai 200 tabung oksigen.
Sementara itu, berdasarkan data Satgas Covid-19 Jember, anka kematian terus mengalami peningkatan. Kalau pada Minggu bertambah sebanyak 28 orang, pada Senin ini tercatat penambahan 35 pasien yang meninggal. Total kasus kematian per Senin sebanyak 878 orang.
Perisitiwa kelangkaan oksigen banyak dialami rumah sakit di tengah melonjaknya penularan Covid-19 di tanah air saat ini. Satu di antaranya, Rumah Sakit Immanuel Bandung, bahkan sempat mengumumkan akan mencopot selang oksigen dari para pasiennya sebelum diselamatkan oleh solidaritas warga.