Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Generasi muda antar negara berkumpul merembukkan permasalahan iklim. Pertemuan dilakukan bersama BRIN, UNESCO dan Inspire di Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat, Indonesia, Senin, 4 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pengamatan Tempo di lokasi pertemuan, tampak ratusan peserta hadir. Mereka terdiri dari berbagai perwakilan negara di dunia. Pertemuan tersebut mulai dibuka pagi tadi dan berakhir 8 Desember 2023 mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perwakilan dari BRIN, Wahyu Widodo Pandoe mengatakan, pertemuan bertujuan memfasilitasi para generasi muda yang berbakat untuk membahas perubahan iklim.
Pertemuan tersebut ajang mengadu dan memadukan gagasan serta ide yang dimiliki generasi muda. Menurut Wahyu, program ini dapat berdampak baik, sebab melibatkan anak muda dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan nantinya.
Wahyu Widodo menerangkan, BRIN bukanlah perdana menggelar pertemuan atau workshop yang melibatkan generasi muda ini. Sebelumnya telah pernah dilakukan pada 2018 dan 2019, lalu terhenti akibat pandemi.
"Acara ini kita siapkan memang untuk generasi muda, selanjutnya diharapkan mereka bisa menjadi leader. Pembahasannya kali ini kami ambil fokus bencana atau krisi iklim," kata Wahyu kepada Tempo di lokasi workshop.
Wahyu Widodo menuturkan, peserta yang hadir pada workshop kali ini berasal dari 14 negara. Walakin masih ada yang akan datang lagi, sebab terkendala pengurusan administrasi seperti visa.
"Hadir sekarang ada dari 14 negara, tapi masih ada lagi yang akan hadir. Kita harap selama kegiatan berlangsung nanti bisa datang. Sebab kini masih terkendala visa," ungkap Wahyu.
Sementara itu, Direktur UNESCO Multisectoral Regional Office Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa menyampaikan hal yang serupa. Menurut dia, kehadiran generasi muda dalam pembahasan iklim sangat baik dan berdampak.
"Workshop ini untuk kaum muda, mendiskusikan ketidaksetaraan (permasalahan) dan bagaimana caranya memberdayakan mereka untuk tercipta perubahan," terang Maki Katsuno dalam bahasa Inggris di Jakarta.
Lebih lanjut, Maki Katsuno juga menilai, generasi muda jika disiapkan dengan matang maka bakal mampu untuk mengatasi resiko bencana dan perubahan iklim.
Sekadar info, kegiatan tersebut bertajuk The 3rd International Workshop and Training on Youth and Young Professionals (YYPs) in Science, Engineering, Technology, and Innovation (SETI) for Disaster and Climate.
Tujuannya untuk memperkuat jaringan dan platform generasi, periset dan profesional muda di bidang SETI untuk pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim.
Pilihan Editor: Sebanyak 42 Pendaki Masih Terjebak di Kawasan Gunung Marapi, 28 Lainnya Telah Dievakuasi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.