Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pendeteksi Dini Banjir

26 September 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALAT ini dapat mengetahui banjir lebih awal. Ketika air sungai meninggi, perangkat bernama Flood Mitigation System ini akan mengingatkan masyarakat agar bersiap-siap.

Komponen utama perangkat ini terdiri atas mikrokontroler, sensor, lampu light emitting diode (LED), alarm, modul global system for mobile communication (GSM), pipa, adaptor, dan panel surya. Sensor berfungsi mengetahui ketinggian air sungai. Lampu LED sebagai petunjuk kondisi air sungai.

Memanfaatkan tenaga surya dan adaptor sebagai penyimpan setrum, alat ini menggunakan alarm berupa sirene sebagai penanda akan datangnya air bah. Mikrokontroler merupakan otak alat, yang berperan sebagai pengelola semua komponen. Selain dengan alarm, informasi kepada masyarakat mengenai datangnya banjir tersebar melalui modul GSM.

Flood Mitigation System diciptakan oleh dua siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cimahi, Jawa Barat, Asep Muhamady Anwar Salim dan Muchammad Alfarisi. Keduanya meriset alat ini selama tiga bulan, mulai Januari lalu, di bawah bimbingan guru sekolah mereka, Kusman Subarja. "Sebelum alat dibuat, kami juga berdiskusi dengan tim robotik sekolah," kata Asep, Senin pekan lalu.

"Mata-mata" alat ini berupa sebuah pipa yang salah satu ujungnya dipasangi sensor. Tinggi pipa dari dasar sampai bibir sungai. Ujung pipa tanpa sensor dibenamkan ke dalam sungai. Ujung yang satunya berada di atas permukaan air.

Ketika pipa dibenamkan ke air, secara otomatis tercipta tekanan udara di dalam ruang pipa, yang berubah-ubah menurut tinggi-rendah permukaan air. Sensor mengindra tekanan tersebut untuk menentukan ketinggian air sungai.

Ada lima level ketinggian air yang dibaca oleh sensor, yakni normal, waspada, siaga, awas, dan banjir. Mikrokontroler yang mengolah data dari sensor tersebut menentukan ketinggian air setiap tingkatan. "Pengelompokan tinggi air ini dilakukan mikrokontroler secara otomatis," ujar Asep.

Selanjutnya mikrokontroler meneruskan data ke modul GSM, lampu LED, dan alarm. Data yang diterima GSM diteruskan kepada masyarakat lewat pesan pendek berantai. Pesan itu mencantumkan tinggi air serta level air sungai.

Modul GSM dapat mengirim SMS karena sudah memiliki nomor seluler tersendiri. Nomor itu bisa tersambung ke nomor telepon semua penyedia layanan yang memakai jaringan GSM. Dalam modul tersimpan sejumlah nomor telepon masyarakat yang telah diregistrasi.

Lampu LED menerima data dari mikrokontroler berupa perintah untuk menyalakan lampu. Nyala lampu disesuaikan dengan level ketinggian air. Ada empat warna lampu LED yang digunakan, yakni hijau, kuning, oranye, dan merah. Hijau berarti waspada, kuning siaga, oranye awas, dan merah terjadi banjir. LED ini berguna bagi pengawas yang memantau sungai.

Alarm juga menerima perintah dari mikrokontroler untuk membunyikan sirene. Jenis bunyi sirene berbeda-beda menurut ketinggian air. Kelemahannya, alat dapat terganggu sedimentasi sungai.

Pada National Young Inventors Award 2016 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asep dan Alfarisi menjadi finalis. Keduanya juga meraih penghargaan kategori pengelolaan bencana di International Exhibition for Young Inventors 2016 di Harbin, Cina, pada 19 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus