Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pendeteksi Kebocoran Elpiji

MARAKNYA kebakaran rumah yang dipicu kebocoran elpiji menginspirasi dua pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tarakan, Kalimantan Utara

29 Oktober 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MARAKNYA kebakaran rumah yang dipicu kebocoran elpiji menginspirasi dua pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tarakan, Kalimantan Utara, merancang sistem pencegahan kecelakaan tersebut. Inovasi yang diberi nama LPG Leakage Detector-Accident Prevention System itu menjadi salah satu finalis dalam acara National Young Inventors Award ke-10 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 23-26 Oktober lalu.

"Sering kali kebakaran terjadi karena orang tidak menyadari terjadi kebocoran gas atau tidak berada di dekat sumber gas tersebut," ujar Yustian Dimas Piter, salah seorang pencipta alat pendeteksi elpiji ini. Selain cocok untuk kompor gas, alat ini pas diletakkan sedekat mungkin dengan pemanas air bertenaga elpiji.

Yustian dan rekannya, Ziza As Shifa, membuat alat deteksi portabel ini di bawah bimbingan guru Pembina Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Tarakan, Ade Kuswara. Siswa kelas XI IPA tersebut memanfaatkan beberapa barang bekas untuk merakit alat ciptaannya. Misalnya, kemasan alat memakai wadah plastik untuk makanan. Menurut Yustian, total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 700 ribu. "Pendeteksi kebocoran elpiji yang ada di pasar harganya jutaan rupiah," ujar Ade Kuswara.

Alat pendeteksi ini menggunakan Arduino Nano 3. Arduino adalah papan elektronik kode sumber terbuka yang mengandung cip (microcontroller) dan komponen lain yang dapat diprogram untuk mengendalikan alat. Arduino yang dipakai adalah sensor pendeteksi elpiji (MQ6) serta sensor suhu dan kelembapan udara (DHT22). Sensor-sensor ini membutuhkan arus listrik dengan tegangan 5 volt, sehingga alat ini memakai baterai yang bisa diisi ulang.

Selain itu, ada modem SIM800 L, yang memungkinkan alat mengirim pesan pendek (SMS) ke nomor telepon tertentu untuk mengingatkan telah terjadi kebocoran elpiji. Selain pesan pendek, alat ini akan menampilkan tanda bahaya berupa lampu indikator LED dan teks di layar kristal cair (LCD) yang menunjukkan hasil pembacaan kadar elpiji oleh sensor.

Menurut Ade, kelak siswanya tersebut akan menggantikan modem itu dengan aplikasi telepon seluler pintar agar tidak lagi membutuhkan pulsa telepon tiap kali mengirim pesan peringatan. Ia juga mengatakan alat ini berguna dalam penyelidikan penyebab kebakaran karena data yang tersimpan di Arduino dapat diunduh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus