Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SMART Heart Monitor adalah alat portabel yang piawai menganalisis denyut jantung manusia dengan lekas kapan pun. Ketika detak jantung tiba-tiba menurun atau tidak wajar, alat ini segera mengingatkan penggunanya.
Penciptanya adalah empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, yakni Theo Wiranadi Hendrata, Johan Chandra, Monica Regina Emilia, dan Ardhi Rizal Fathurrahman. Ardhi terdaftar di Jurusan Teknik Multimedia dan Jaringan, sementara tiga lainnya mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika.
Smart Heart Monitor terdiri atas sejumlah komponen, seperti rangkaian analog, tiga elektroda, kabel elektrostimulator sepanjang 1,5 meter, mikrokontroler atau pengendali mikro, modul Bluetooth, layar monitor, aplikasi Android, kotak akrilik, baterai LiPo 12 volt, serta strap atau tali. Elektroda berfungsi menangkap sinyal denyut jantung. Oleh rangkaian analog, sinyal-sinyal tersebut dibersihkan dari kebisingan sebelum dikirim ke mikrokontroler.
Kemudian ada kabel elektrostimulator yang menghubungkan elektroda ke mikrokontroler, yang berfungsi mengolah sinyal secara digital, dan layar untuk menampilkan hasil kerja alat. Modul Bluetooth menghubungkan mikrokontroler ke aplikasi Android. Sedangkan baterai sebagai penyuplai setrum kuat sampai sebelas jam dan dapat diisi ulang.
Semua komponen dirangkai menggunakan kabel. Rangkaian kemudian disatukan dalam kotak akrilik berukuran 16 x 8 x 7 sentimeter. ”Kami membuat alat ini sejak Oktober 2015,” kata Theo Wiranadi, Kamis dua pekan lalu. Mereka berulang kali gagal sampai akhirnya mampu menciptakan alat ini. Biaya pembuatannya mencapai Rp 2 juta.
Monica Regina mengatakan alat ini menerjemahkan denyut jantung menjadi dua gelombang garis pada layar monitor, yakni detak jantung dan ST level. Detak jantung menunjukkan tingkat kelelahan jantung dan ST level menandakan serangan jantung.
Alat ini juga dilengkapi sistem peringatan bagi pengguna ketika aktivitas jantung melebihi batas normal. Batas normal gelombang detak jantung adalah 80 persen, sedangkan ST level 0,2 milivolt. Sistem peringatan tersebut dapat tersambung ke keluarga pengguna dengan cara memasukkan nomor telepon mereka ke aplikasi Android. ”Saat ada peringatan, secara otomatis akan terkirim juga ke keluarga lewat pesan pendek,” ujar Monica.
Jika jantung berdenyut melebihi batas normal, pengguna dianjurkan beristirahat, lalu menghubungi dokter. Sebab, perangkat ini bukan alat diagnosis, melainkan alat untuk membantu mengambil tindakan lanjut.
Keunggulannya dibandingkan dengan alat sejenis di pasaran, antara lain, harganya murah. Smart Heart Monitor juga sanggup merekam aktivitas jantung sekaligus membaca hasil rekaman dengan sigap, lalu memberi tahu penggunanya.
Kerja keras tim berbuah medali emas pada sesi presentasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Ke-29 di Institut Pertanian Bogor, Agustus lalu.
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol "on”.
2. Letakkan tiga elektroda di dada sebelah kanan dan kiri serta tulang rusuk kiri, yang akan mengindra sinyal denyut jantung.
3. Sinyal denyut jantung dikirim ke rangkaian analog dan dibersihkan dari kebisingan.
Sinyal diteruskan ke mikrokontroler.
4. Mikrokontroler memisahkan sinyal menjadi dua gelombang, yakni detak jantung dan ST level, yang kemudian ditampilkan di layar monitor.
5. Alat akan memberikan peringatan saat jantung berdenyut tidak normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo