Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hemat uang, selamatkan ling-kungan. Inilah jargon terbaru Pertamina untuk memikat pengguna mobil supaya memilih elpiji sebagai bahan bakar. Pertengahan April lalu, perusahaan milik negara ini mengumumkan akan segera memasarkan bahan bakar elpiji. Iming-imingnya itu tadi. Pertamina menegaskan, si elpiji bakal jauh lebih hemat dibanding bahan bakar gas (BBG) dan premium. Itu janjinya. Soal bukti, mari kita lihat apa saja yang sudah dilakukan Pertamina.
”Tahun ini mudah-mudahan kami bisa memasang enam sampai 10 pompa khusus elpiji,” kata Toharso, Kepala Divisi Humas PT Pertamina, kepada Tempo pekan lalu. Stasiun pengisian bahan bakar umum di Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan, akan menjadi proyek percontohan pertama yang akan dibuka bulan depan.
Pertamina sudah menguji coba elpiji untuk beberapa mobil. Umpamanya, Mitsubishi Lancer, Mitsubishi Kuda, Kijang LGX, Toyota Vios, Kijang Innova, dan Cherokee. Hasil uji coba pada Vios menunjukkan penghematan Rp 100 per kilometer dibanding jika memakai bahan bakar premium.
Selama ini badan usaha milik negara itu telah mengembangkan gas yang dimampatkan (compressed natural gas) atau BBG sebagai bahan bakar untuk armada bus Transjakarta dan beberapa perusahaan taksi. Namun, kapasitas tangki BBG dinilai masih terlalu kecil, hanya memuat sekitar 17 liter setara premium. Sedangkan daya muat tangki elpiji yang akan dikeluarkan Pertamina nanti bisa menampung 40 liter setara premium.
Toharso juga menyebutkan, pengisian elpiji akan lebih cepat dibanding BBG. Hanya butuh waktu dua menit untuk pengisian 40 liter—BBG butuh empat menit untuk pengisian 17 liter. Kelebihan lain: tekanan gas elpiji dalam bentuk cair lebih rendah daripada BBG. Berat tangkinya pun hanya setengah dari tangki BBG. Keunggulan ini akan menguntungkan pemilik kendaraan karena selama ini berat tangki cukup membebani pengguna bahan bakar gas. ”Mobil dengan elpiji bisa bergerak sebebas mobil yang menggunakan BBM,” ujar Toharso.
Elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG) merupakan gas minyak bumi yang dicairkan dari berbagai unsur hidrokarbon. Komponennya didominasi propana dan butana. Ada kandungan hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, seperti etana dan pentana. Yang dipakai dalam kendaraan bermotor mengandung 90 persen propana, 2,5 persen butana dan gas hidrokarbon, serta sisanya etana dan propilen. Elpiji untuk bahan bakar kendaraan biasa disebut propana.
Bahan bakar ini dipastikan tak akan mencemari air tanah karena sifatnya yang mudah menguap. Tingkat oktananya tinggi sehingga proses pembakarannya sempurna, tak mengeluarkan asap dan karbon. Propana mempunyai tingkat oktana 104. Sedangkan tingkat oktana bensin rata-rata 87. Mobil berbahan bakar ini mengeluarkan racun se-perti benzena dan butadien dalam kadar amat rendah, 40 persen di bawah bensin.
Pengguna mobil di pelbagai belahan dunia kini melirik bahan bakar elpiji karena hemat energi dan ramah lingkungan. Saat ini sekitar 10 juta mobil di 53 negara menggunakan bahan bakar elpiji. Di India, sudah tercatat 350 ribu kendaraan dengan pertumbuhan 15 ribu per bulan.
Pemerintah Australia bahkan memberikan jaminan bagi pemilik mobil yang beralih bahan bakar ke elpiji. Caranya? Konsumen bisa meminta ganti uang yang dikeluarkan untuk memasang converter kit. Pemasangannya makan biaya sekitar Aus$ 2.000 (sekitar Rp 14,8 juta) hingga Aus$ 4.000, tergantung jenis mobilnya. Converter diperlukan agar mobil bisa beradaptasi dengan bahan bakar baru.
Warga Australia juga mendapatkan penggantian biaya pengalihan dari pemerintah untuk mobil bensin ke elpiji senilai Aus$ 2.000 untuk kendaraan pribadi dan Aus$ 1.000 untuk kendaraan pabrik nonkomersial. Kebijakan ini berlaku selama delapan tahun sejak 14 Agustus 2006 hingga 30 Juni 2014.
Australia merupakan pemakai otogas—ini sebutan bagi mobil berbahan bakar gas, termasuk elpiji—terbesar di dunia. Dalam setahun, Negeri Kanguru menggunakan 1,2 juta ton (sekitar 2,3 miliar liter) dari total 16 juta ton elpiji per tahun di seluruh dunia. Harga elpiji di Australia dibanderol Aus$ 0,55. Bensin bisa mencapai Aus$ 1,4.
Negeri tetangga itu telah menanam dana Aus$ 1 miliar untuk memasyarakatkan pemakaian otogas, termasuk penyediaan stasiun pengisian bahan bakar, tangki, serta servis. Saat ini ada 3.200 stasiun yang siap meladeni pengisian elpiji di semua benua. Pemilik mobil dipersilakan menghitung uang yang dihemat bila menggunakan elpiji lewat situs www.lpgautogas.com.au. Apabila memacu mobil sejauh 10 ribu hingga 80 ribu kilometer, maka 50 persen uang bisa kembali ke saku.
Soal keamanan, Australia telah menetapkan standar nasional: aman dalam pemakaian, perbaikan, dan saat mengalami kecelakaan. Semua mobil pemakai elpiji harus memiliki tangki yang teruji tingkat kekerasannya dan lebih kuat dibanding tangki bensin konvensional. Standar ini akan mengurangi dampak kerusakan ketika mobil mengalami tabrakan.
Mobil-mobil elpiji memang harus menggunakan tambahan peralatan sebagai pengaman, misalnya alat pengurang tekanan (PRV), gas solenoid, tombol elektrik, pipa atau penutup tangki. ”Harganya beberapa juta,” kata Usman Adi, seorang mekanik mobil di bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. ”Orang juga masih takut pada keamanannya.”
Karena itu, menurut Usman, pemerintah harus berupaya melakukan sosialisasi tentang keunggulan elpiji, termasuk keamanannya. Apalagi, bahan bakar elpiji punya kelemahan. Dalam kondisi dingin di bawah nol derajat Celsius, mobil akan sulit dinyalakan karena kadar tekanan uapnya rendah.
Kelemahan lain, satu galon elpiji menghasilkan energi lebih sedikit dibanding bensin. Walhasil, jarak tempuh mobil propana 14 persen lebih rendah daripada mobil bensin. ”Kalau pemerintah bisa meyakinkan pemakaian elpiji lebih efektif, saya kira tak ada masalah,” ujar Usman.
Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Arya Rezavidi, mengatakan, langkah pemerintah Australia layak dicontoh. Dia menyarankan, Pertamina harus berani menanggung biaya konversi mobil konvensional menjadi berbahan bakar elpiji. ”Modal bisa langsung kembali kalau gasnya laku. Ini bagian dari strategi pemasaran,” katanya.
Ketersediaan stasiun pengisian juga perlu diperhatikan. Menurut Arya, BBG yang diperkenalkan sebelumnya kurang mendapat respons dari masyarakat karena pompanya kurang banyak. ”Padahal peminatnya cukup tinggi,” katanya.
Yandi M.R.
Tak Perlu Utak-atik Mesin
Mobil bensin atau solar yang diubah menjadi kendaraan berbahan bakar elpiji tak perlu ganti mesin. Hanya ada tambahan perlengkapan seperti solenoid gas, alat pengurang tekanan (PRV), tombol elektrik pipa gas, serta modifikasi tangki. Biasanya pemasangan mobil dual fuel (bensin plus elpiji) oleh ahlinya memakan waktu 4–6 jam, tergantung jenis mobilnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo