Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pesawat Made In Temanggung Ini Terbang Tinggi 200 Meter

Pesawat dirakit menggunakan bahan lokal 70 persen. Ada mesin dan baling-baling bekas pesawat paramotor, juga ban motor Vespa.

18 Maret 2023 | 14.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat ringan AEROTEK X1 buatan para pemuda asal Temanggung Jawa Tengah uji terbang di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Sabtu, 18 Maret 2023. Tempo/Muh Syaifullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebuah pesawat beberapa kali melakukan pemanasan di landasan terbang Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Adisutjipto, Sabtu, 18 Maret 2023. Beberapa saat kemudian pesawat itu lepas landas dan sempat mengangkasa sebelum mendarat mulus kembali ke landasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesawat itu bukan bagian dari latihan tempur dan tidak pula menggendong persenjataan. Pesawat yang dimaksud jenis pesawat ringan buatan para pemuda kreatif asal Temanggung, Jawa Tengah, yang dikomandani Andi Setiawan, penghobi aeromodelling dan telah bergabung dalam Jogja Flying Club sejak 2000-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Andi dan timnya merakit sendiri pesawat itu menggunakan komponen lokal. Hanya beberapa yang impor yaitu alat navigasi dan mesin bekas buatan tahun 1980-an. Hasilnya, pesawat ringan ini bisa terbang hingga ketinggian 700 kaki atau sekitar 213 meter seperti yang ditunjukkannya hari ini.

"Kami ingin membuat pesawat yang murah, bahan-bahannya lokal," katanya saat ditemui di Lanud Adisutjipto, Sabtu, 18 Maret 2023. Dia menambahkan, pesawat yang telah digunakan itu masih dalam tahap percobaan. "Kami cari bahan yang murah, ini sekitar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta," kata Andi lagi.

Andi dan timnya menggunakan mesin Rotax 447 untuk pesawat tersebut. Angka 447 menunjukkan besaran CC (cubicle centimeter) dan bisa diartikan sebagai volume ruang silinder yang terletak di dalam mesin pembakaran.

Mesin lawas karena diproduksi 1980-an itu didapat dari para pemilik pesawat paramotor yang sudah tidak dipakai. Propeler atau baling-baling didapat juga dari para penggemar aeromodelling. Pengerjaan memakan waktu 9-10 bulan. "Kami dibantu teknisi, tukang las dan yang mengecat," kata dia.

Pesawat ringan AEROTEK X1 buatan para pemuda asal Temanggung Jawa Tengah diujiterbangkan di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Adisutjipto, Sabtu, 18 Maret 2023. Pesawat dengan bahan kandungan lokal 70 persen ini bisa terbang dengan ketinggian 700 kaki. Tempo/Muh Syaifullah

Mesin dan baling-baling dipasang di atas pilot di posisi paling depan. Bahan bakar yang digunakan bukan avtur yang biasa dipakai pesawat terbang, melainkan BBM jenis Pertamax yang diisikan ke jeriken di belakang tempat duduk pilot. Volumenya sekitar 24 liter.

Secara teknis, bentang sayap pesawat itu memiliki panjang 9,5 meter dan panjang pesawat 4,5 meter dengan roda-roda eks ban motor Vespa ukuran 8 inci. Bobot kosong pesawat adalah 175 kilogram dan daya angkut 125 kilogram didukung mesin 40 horsepower.

Anggota tim teknisi, David Ahmad Abid, mengatakan, mesin rotax 447 itu buatan Austria. Karena masih menggunakan platina, oleh tim diganti dengan sistem CDI atau Capacitor Discharge Ignition untuk sistem pengapiannya. Adapun bagian sayap menggunakan rangka ringan dan dilapisi kain polyester kuat yang dicat dan dijahit oleh tim.

Catatan dari Pilot

Hasilnya, pilot yang menguji pesawat ringan ini, Faslan Hafizha, menyatakan puas . "Huah, lega, terbang sekitar 700 kaki," kata dia. Diaku bagian setir pesawat dirasanya masih berat. "Namanya juga masih uji coba, nanti akan kami perbaiki lagi," katanya menambahkan.

Menurut Andi, pesawat ringan yang diberi nama AEROTEK X1 ini selain untuk olahraga kedirgantaraan juga bisa dimanfaatkan untuk  pemantauan  udara, pengawasan  dan penyemprotan pupuk atau pestisida  untuk lahan  pertanian. Pesawat diklaimnya cocok untuk terbang pada ketinggian rendah, hemat  bahan  bakar,  aman,  nyaman, dan mudah dikendalikan.

Pesawat ini  dirakit  Team  AEROTEK Temanggung, Jawa Tengah, dengan menggunakan bahan lokal (TKDN) 70 persen. Pesawat bisa sampai ke lokasi dengan cara di-towing dari Temanggung. Sepanjang jalan sayapnya dilepas supaya tidak mengganggu pengguna jalan lainnya, selain mempermudah pemindahan yang memakan waktu dua jam tersebut.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus