Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Penggunaan insektisida neonicotinoid mempengaruhi sistem reproduksi burung.
Sejak 1970, keanekaragaman hayati burung di Amerika Serikat menurun drastis.
Secara keseluruhan populasi burung di sana menurun 29 persen.
Sejak 1970, keanekaragaman hayati burung di Amerika Serikat menurun drastis. Secara keseluruhan, populasi burung di sana menurun 29 persen. Adapun yang mengkhawatirkan adalah burung padang rumput. Penurunannya hingga 53 persen.
Banyak faktor yang menjadi penyebab penurunan itu, antara lain produksi pertanian yang semakin intensif, penggunaan pestisida, konversi padang rumput menjadi lahan pertanian, dan perubahan iklim.
Sebuah studi terbaru oleh para ilmuwan di University of Illinois, Amerika Serikat, menemukan bahwa penggunaan insektisida neonicotinoid yang terus meningkat belakangan ini menjadi faktor utama pemicu penurunan populasi tersebut.
Hasil studi yang diterbitkan dalam Nature Sustainability, pekan lalu, itu menyebutkan penggunaan neonicotinoid berlebih menyebabkan spesies burung terus berkurang. Alasannya, bahan kimia menempel di tangkai, nektar, dan serbuk sari tanaman.
Neonicotinoid atau neonics digunakan untuk mencegah serangan serangga pada saat benih bertunas. Selain itu, untuk menghalau serangga saat benih tumbuh menjadi tanaman.
“Peningkatan 100 kilogram penggunaan pestisida menurunkan 2,2 persen populasi burung. Adapun pestisida non-neonicotinoid penyebab penurunan burung padang rumput sebesar 0,05 persen," kata Madhu Khanna, direktur penelitian di Institute of Sustainability, Energy, and Environment di University of Illinois.
Untuk populasi burung pemakan serangga, peningkatan 100 kilogram penggunaan neonicotinoid menekan 1,6 persen populasi burung itu. Pembandingnya, penggunaan pestisida non-neonicotinoid terkait dengan penurunan 0,03 persen burung non-padang rumput, burung pemakan serangga, dan burung non-pemakan serangga.
Khanna menjelaskan, ketika burung memakan benih yang telah disemprot pestisida atau memakan serangga yang menyerbuki tanaman yang telah terkontaminasi neonicotinoid, bahan kimia tersebut dapat membahayakan perkembangan burung.
Kemudian, seiring dengan berjalannya waktu, bahan kimia ini dapat menurunkan kemampuan burung untuk bereproduksi. "Bahan kimia tersebut dapat berpengaruh selama bertahun-tahun setelah burung mengkonsumsinya," ujar Khanna.
Menurut Khanna, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa neonicotinoid (pestisida berbasis nikotin) berdampak negatif pada lebah liar, lebah madu, dan kupu-kupu. Tapi penelitian berskala besar tentang dampak pestisida pada burung masih terbatas.
Penelitian ini menjadi studi pertama dalam skala nasional yang menggunakan data dari ratusan spesies burung dalam empat kategori berbeda, yakni burung padang rumput, burung non-padang rumput, burung pemakan serangga, dan burung non-pemakan serangga.
"Kami menemukan bukti kuat tentang dampak negatif neonicotinoid, khususnya pada burung padang rumput, dan sampai batas tertentu pada burung pemakan serangga setelah mengendalikan efek perubahan penggunaan lahan," kata Khanna.
Para peneliti mengatakan efek neonicotinoid dapat dihasilkan langsung dari burung yang memakan benih tanaman yang diolah. Kemudian, secara tidak langsung, mempengaruhi populasi serangga yang mereka makan.
"Konsumsi beberapa biji saja sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan jangka panjang pada reproduksi dan perkembangan burung," ujar Khanna.
SCIENCE DAILY | THE GUARDIAN | NATURE | AFRILIA SURYANIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo