Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Profil Prof Herawati Sudoyo, Perempuan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

Herawati Sudoyo, wanita ini merupakan salah satu wanita hebat dibalik Eijkman Institute. Berikut profil dan penghargaannya.

7 Januari 2022 | 19.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Prof Herawati Sudoyo Supolo. TEMPO/Gunawan Wicaksoni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dibalik kehebatan Eijkman Institute atau Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, terdapat seorang wanita hebat bernama Herawati Sudoyo, ia merupakan Deputi Riset Fundamental Eijkman Institute.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Herawati Sudoyo juga menjabat sebagai kepala Laboratorium DNA Forensik dan Peneliti Utama di Laboratorium Keanekaragaman Genom dan Penyakit yang mengkhususkan diri pada DNA mitokondria sebagai penanda genetik yang kuat untuk studi populasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Herawati mengambil jurusan S1 Kedokteran dan S2 Fakultas Pascasarjana di Universitas Indonesia. Tak hanya itu, ia mendapatkan gelar PhDnya di Departement Biochemistry, Monash University.

Wanita yang lahir di Kediri ini juga merupakan anggota aktif dari berbagai organisasi lokal dan internasional, konsorsium, dan panel ilmiah forensik DNA, biorisiko dan biosafety, genetika manusia, dan jaringan biologi molekuler serta merupakan Honorary Associate Professor from Sydney Medical School, The University of Sydney, Australia. 

Dengan menggunakan penanda DNA, Herawati Sudoyo juga berperan penting dalam identifikasi pelaku kasus pengeboman Kedutaan Besar Australia tahun 2004 yang kemudian mendorongnya untuk mendirikan Laboratorium DNA Forensik di Eijkman Institute. Mengutip dari Eijkman.go.id, ia juga merupakan orang yang memprakarsai penelitian forensik satwa liar Indonesia serta studi populasi.

Di luar penelitiannya, Profesor Herawati juga aktif mendukung perempuan untuk mengejar karir di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).

Selama 15 tahun terakhir, ia telah menjadi juri untuk L'Oreal-UNESCO For Women in Science International Awards, yang memberi penghargaan bagi para wanita yang berbakat di bidang STEM. 

Karyanya telah mendapatkan berbagai penghargaan, termasuk lencana kehormatan dari Kedokteran dan Kesehatan Polri pada tahun 2007, Penghargaan Habibie pada 2008.

Tak hanya itu, Prof Herawati Sudoyo juga banyak mendapatkan penghargaan karena usahanya untuk memajukan perempuan dalam bidang sains. Mengutip dari Australiaawardsindonesia.org, pada 2012, jurnal kedokteran bergengsi The Lancet menobatkannya sebagai "The Champion of Basic Science in Indonesia."

VALMAI ALZENA KARLA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus