Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ratusan Orang Istighosah Agar Gunung Tangkuban Parahu Normal

Erupsi menyebabkan wisatawan dilarang berwisata ke Puncak Gunung Tangkuban Parahu di sekitar Kawah Ratu.

27 Agustus 2019 | 13.01 WIB

Pedagang membersihkan atap kiosnya dari debu vulkanik pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2019. Pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu menyatakan, Wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu akan dibuka setelah kawasan wisata tersebut bersih dari debu vulkanik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Perbesar
Pedagang membersihkan atap kiosnya dari debu vulkanik pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2019. Pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu menyatakan, Wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu akan dibuka setelah kawasan wisata tersebut bersih dari debu vulkanik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bandung - Sejak tiga hari masyarakat sekitar dan pedagang di Gunung Tangkuban Parahu menggelar acara doa bersama atau istigosah. Tujuannya agar gunung api itu berhenti erupsi.

"Kami yakinkan kepada warga dan pedagang supaya bersabar, berdoa istigosah supaya bisa memberhentikan semua (erupsi) ini," kata pengelola Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu Putra Kaban di lokasi, Selasa, 27 Agustus 2019.

Menurutnya, peserta doa bersama ini berkisar 200-400 orang. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) Ignasius Jonan di pos pemantauan PVMBG mengatakan  sejak 26 Juli lalu status Gunung Tangkuban Perahu naik dari level I atau normal ke level II atau waspada. Jarak aman dari lokasi erupsi, yaitu Kawah Ratu, dipatok dalam radius 1,5 kilometer.

Kondisi ini menyebabkan wisatawan dilarang berwisata ke puncak gunung sekitar Kawah Ratu, pun sekitar 5.000 pedagang yang biasa berjualan di sekitar kawah. Jonan menegaskan status gunung kini masih tetap waspada. "Kalau aktivitas mereda, kami akan turunkan statusnya, sekarang nggak bisa turunkan statusnya," katanya.

Menurut Putra Kaban, peserta doa bersama juga diberi pencerahan bahwa penyebab erupsi gunung ini adalah alam. Maka satu-satunya cara hanya berdoa, minta ampun supaya aktivitas Gunung Tangkuban Parahu berhenti. "Alam kuasa Allah, kita hanya bisa berdoa," katanya. Soal kerugian, ia menyebut situasi ini sebagai risiko. "Tidak hanya kerugian kami juga pedagang dan negara tapi nilainya tidak bisa kami ungkapkan, tidak etis," katanya.

ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus