Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Reproduksi Sempurna Biola Stradivarius

19 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI pemain biola, punya kesempatan menggesek biola Stradivarius bisa menjadi satu kebanggaan tersendiri. Maklum, biola Antonio Stradivari itu kian langka, dan kini lebih banyak disimpan sebagai pajangan di museum atau koleksi pribadi.

Hampir tiga abad setelah pria kelahiran Cremona, Italia, itu wafat, Stradivari dikenang sebagai pembuat biola paling tersohor. Model dan kualitas bunyi biola Stradivari terkenal apik, bahkan dikategorikan sebagai instrumen musik yang nyaris sempurna. Dari 1.100 karya biola yang dihasilkan, kini cuma tersisa 650 Stradivarius di seluruh dunia.

Namun, berkat jasa Steven Sirr, ahli radiologi yang bekerja pada FirstLight Medical Systems di Mora, Minnesota, Amerika Serikat, para pemain biola—amatir ataupun profesional—bakal punya kesempatan menjajal biola yang kualitasnya mirip ciptaan Stradivari. Tentu saja dengan harga terjangkau.

Sirr, yang juga pemain biola amatir, mulai meneliti biola Stradivarius sejak akhir 1980. Dibantu John Waddle dan Steve Rossow—keduanya pembuat biola profesional—ia mereproduksi biola Stradivarius keluaran tahun 1704 dengan menerapkan pencitraan tomografi.

Ketiganya menciptakan replika biola yang dikenal dengan sebutan Betts. Setelah meminjam Betts dari Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, biola itu dipindai memakai detektor tomografi komputer untuk menghasilkan lebih dari 1.000 gambar.

Seluruh gambar lalu dikonversi menjadi stereolithgraphic. Gambar yang sudah dikonversi itu dimasukkan ke komputer yang sudah terkoneksi dengan mesin pemotong sekaligus pengukir yang dilengkapi prosesor sinyal digital buatan Rossow. Mesin itu otomatis akan melakukan pemotongan sekaligus mengukir bagian depan dan belakang pelat biola yang terbuat dari beragam jenis kayu. Setelah dipotong, lalu diukir, pelat kayu dirangkai dan divernis menyerupai biola Stradivarius.

Sirr mengklaim CT scan yang dikombinasikan dengan komputer dan mesin memiliki kemampuan mereproduksi instrumen dengan tingkat akurasi tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan tidak hanya mengukur ukuran dan bentuk, tapi juga kepadatan kayu serta ketebalan dan volume biola.

Teknik ini, kata Sirr, juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan melakukan perbaikan terhadap instrumen musik yang telah menjadi obyek sejarah berdasarkan data-data yang ada, semisal bila ada keretakan dan lubang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus