Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sang surya menciut

Penelitian yang dikemukakan oleh dr. john eddy dalam sidang astronomi di massachussets, as, menyatakan bahwa matahari dalam proses mengecil, sedangkan tahun sebelumnya dikabarkan suhu matahari menurun.

21 Juli 1979 | 00.00 WIB

Sang surya menciut
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
TAHUN lalu ada berita dari pusat pengawasan bintang di Arizona: untuk pertama kalinya tercatat bahwa suhu matahari turun. Bulan lalu ada berita baru lagi di kalangan astronomi yang bersidang di Wellesley, Massachussetts, Amerika Serikat. Yakni bahwa matahari dalam proses mengecil. Kesimpulan itu, meskipun masih merupakan hasil awal suatu penelitian, dibentangkan oleh Dr. John Eddy, ahli dari Pusat Astro-fisika Harvard-Smithsonia. Ia menyusun bukti-buktinya dari hasil pengukuran pelbagai pusat pengawasan (observatorium) dunia sejak abad ke-19. Sejak seabad lebih rupanya sang surya menciut. Eddy, bersama spesialis komputer Aram Boornaian, menganalisa hasil pengukuran observatorium di Greenwich, Inggeris sejak 1836 sampai 1953. Ditemukan bahwa proses mengecil yang agak seragam terjadi baik dalam garis tengah vertikal maupun garis tengah horisontal matahari. Diperkirakan, proses itu kira-kira 13 Km setiap tahun. Tapi jangan terlalu khawatir: garis tengah matahari sungguh besar, yakni 1.384.000 Km. Penemuan Eddy bagaimana pun mengejutkan. Salah satu dasar astrofisika selama ini menganggap matahari merupakan bintang besar yang tak berubah-ubah. Juga menjadi persoalan: meskipun mengkeretnya sang surya hanyalah sepersepuluh persen setiap abad tapi bila proses itu telah berlangsung sejak awal usia matahari yang 4,6 milyar tahun, berarti kini seharusnya matahari sudah habis. Berdasarkan ini seorang ahli matahari terkemuka, Dr. Martin Schwarzschild dari Universitas Princeton, Amerika, menduga bahwa ada siklus jangka panjang dalam matahari satu jangka waktu ia mengecil, jangka waktu kemudian ia membesar. "Abad Es Kecil" Kesimpulan John Eddy bagaimana pun bakal punya pengaruh dalam penelitian ilmu alam -- terutama terhadap dua masalah yang selama ini menonjol. Yang pertama ialah tentang adanya perubahan iklim di bumi. Misalnya "abad es kecil-kecilan" yang terjadi di abad ke-17, mungkin dapat dihubungkan dengan perubahan kegiatan matahari. Bila perubahan pada matahari dapat lebih diketahui, pergantian iklim bumi pun kelak mungkin dapat diramalkan -- dalam jangka waktu puluhan atau ratusan tahun ke depan. Masalah yang juga menonjol menyangkut teori tentang energi matahari. Di tahun 1854 sarjana Jerman Herman von Helholtz sebenarnya sudah mengemukakan teori bahwa panas yang terdapat dalam inti sebuah bintang terbit karena proses kontraksi yang berlangsung secara bertahap. Tapi kemudian para ahli menduga bahwa dalam hal matahari, energi sepenuhnya berasal dari fusi atom hidrogen menjadi helium. Dengan hasil penelitian Eddy yang diumumkan bulan lalu itu para ahli mungkin kini bisa memperbaiki teori mereka. Apalagi beberapa tahun ini ada satu tanda tanya besar. Sejak 1964, para ahli gagal untuk menemukan neutrinos matahari, yaitu hasil sampingan dari proses fusi yang berlangsung di inti sang surya itu. Padahal sifat neutrinos begitu rupa hingga ia dapat terbuncang dari inti matahari dan masuk ke dalam tanah sekitar kita dalam keadaan utuh. Teka-teki selama 15 tahun itu menyebabkan setengah ahli astro-fisika mulai menduga bahwa matahari mungkin sedang "menutup" pembakaran nuklirnya. Tapi kini dengan hasil penelitian John Eddy, para ahli harus mulai meninjau persoalan kembali dari dasar. Mungkin pada masa matahari mengkeret, energi matahari terutama berasal dari kontraksi itu. Dalam masa membesar, yang lebih berperan ialah reaksi yang terjadi akibat fusi hidrogen menjadi helium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus