Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejarah hari ini, 20 Oktober 2017, bertepatan dengan hari kelahiran Bapak Fisika Nuklir, James Chadwick. Dia adalah fisikawan asal Inggris penemu neutron dan nuklir. Atas penemuannya tersebut, Chadwick diganjar penghargaan Nobel bidang kimia pada tahun 1935.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
James Chadwick lahir di Cheshire, Inggris, pada 20 Oktober 1891. Setelah mengenyam bangku sekolah menengah atas, dirinya menjadi mahasiswa di Universitas Manchester pada 1908 dan lulus dari Honors School of Physics pada 1911.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia kemudian menghabiskan dua tahun berikutnya di bawah didikan Profesor (yang kemudian bergelar Lord) Rutherford di Laboratorium Fisik di Manchester. Di laboratorium tersebut Chadwick mengerjakan berbagai masalah radioaktif yang kemudian membawanya ke gelar master pada 1913.
Pada tahun yang sama Chadwick mendapat beasiswa dari The 1851 Exhibition Scholarship, sebuah lembaga resmi kerajaan yang sering melakukan pameran besar berskala internasional. Dengan beasiswa ini James melanjutkan perjalanan ke Berlin untuk bekerja di Physikalisch Technische Reichsanstalt di Charlottenburg di bawah naungan Profesor H. Geiger.
Selama Perang Dunia I, James diasingkan di Zivilgefangenenlager, Ruhleben, sebuah kamp konsentrasi di Jerman. Setelah perang dunia berakhir, tahun 1919, dia kembali ke Inggris untuk menerima Wollaston Studentship di Gonville dan Caius College, Cambridge. Dirinya kemudian kembali melanjutkan pekerjaan bersama Rutherford, yang pindah ke Laboratorium Cavendish, Cambridge untuk sementara waktu.
Di tahun yang sama, Rutherford telah berhasil menghancurkan atom dengan cara membombardir nitrogen dengan partikel alfa, memakai emisi proton. Penemuan ini adalah transformasi nuklir buatan pertama. Di Cambridge, James bergabung dengan Rutherford dalam menyelesaikan transmutasi elemen ringan lainnya dengan melakukan pemboman dengan partikel alfa. Bersamaan dengan itu, dia menyusun studi tentang sifat dan struktur inti atom.
James Chadwick. (apr.org)
Pada 1925, Chadwick menikahi Aileen Stewart-Brown dari Liverpool. Mereka memiliki anak perempuan kembar dan tinggal di Denbigh, North Wales. Hobi James berkebun dan memancing.
Chadwick terpilih sebagai Master di Gonville dan Caius College untuk periode 1921-1935 dan menjadi Asisten Direktur Penelitian di Laboratorium Cavendish pada 1923. Pada tahun 1927 ia terpilih menjadi anggota (fellow) dari Royal Society.
Pada 1932, Chadwick membuat penemuan mendasar dalam sains nuklir. Dia berhasil membuktikan adanya neutron, partikel dasar tanpa muatan listrik. Berbeda dengan inti helium (sinar alfa) yang harus diisi muatan listrik dan ditolak oleh inti atom yang berat, neutron tidak perlu peredam listrik dan mampu menembus inti atom bahkan unsur terberat sekalipun.
Dengan cara ini, Chadwick mempersiapkan jalan menuju pembelahan uranium 235 dan menuju pembuatan bom atom. Untuk penemuannya ini, dia dianugerahi Medali Hughes dari Royal Society pada 1932. Dia pun mendapatkan Penghargaan Nobel bidang Fisika pada 1935.
Dia tinggal di Cambridge sampai 1935 ketika terpilih menjadi Ketua Kurikulum Fisika Lyon Jones di Universitas Liverpool. Dari 1943 sampai 1946, Chadwick bekerja di Amerika Serikat sebagai Kepala Misi Inggris yang tergabung dalam Proyek Manhattan untuk pengembangan bom atom. Chadwick kembali ke Inggris pada 1948 dan berhenti dari posisinya sebagai fisikawan di Liverpool serta Cambridge.
Dia menulis banyak makalah yang diterbitkan soal topik radioaktif. Bersama Lord Rutherford dan Charles Drummond Ellis, Chadwick menulis buku mengenai radiasi dari zat radioaktif berjudul Radiation from Radioactive Substances (1930).
Chadwick meninggal Cambridge, Cambridgeshire, Inggris, 24 Juli 1974 pada umur 82 tahun.
Simak artikel menarik lainnya tentang sejarah hari ini dan soal James Chadwick hanya di kanal Tekno Tempo.co.
NOBELPRIZE.ORG | RENDRAWATI | AMB