Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sejarah Parfum, Ini 4 Kebudayaan Kuno yang Mempelopori Penggunaan Parfum

Sebelum menjadi bahan pokok dalam industri fashion, sejarah parfum dimulai sebagai gaya kaum bangsawan.

29 Mei 2023 | 07.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita menyemprotkan parfum di pergelangan tangan. Freepik.com/Freepic.diller

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Parfum dikenal sebagai salah satu karya yang menjadi titik tolak manusia disebut beradab dalam sejarah panjang umat manusia. Sebelum dikenal dalam peradaban moderen, sejarah parfum dimulai sejak zaman kuno. Sebelum menjadi bahan pokok dalam industri fashion, parfum digunakan untuk membedakan kaum bangsawan. Dalam banyak budaya, hanya kalangan atas yang memiliki akses menggunakan parfum karena harganya yang mahal dan sulit didapat. Dilansir dari Fragrancex.com, berikut empat kebudayaan kuno yang menjadi pelopor penggunaan parfum:

Parfum Mesir Kuno

Wewangian sangat penting dalam masyarakat kelas atas Mesir kuno. Bahkan, mitologi Mesir mencatat dewa Nefertem sebagai penguasa parfum. Dia sering digambarkan membawa bunga lili air, yang merupakan bahan umum dalam parfum kuno.

Pada zaman Mesir kuno dikenal dengan nama "per fumus" yang memiliki arti "melalui asap". Pada saat itu, parfum masih dibuat dalam bentuk dupa yang kemudian dibakar sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Ra.

Orang Mesir membuat parfum dengan menyuling bahan-bahan alami dengan minyak yang tidak beraroma. Aroma yang paling populer adalah aroma bunga, kayu, dan buah.

Parfum Persia Kuno

Bangsa Persia kuno juga tidak kalah terpesona dengan wewangian. Mereka menguasai perdagangan parfum selama ratusan tahun dan dianggap sebagai penemu parfum berbahan dasar non-minyak. Selama periode Sassaniyah, produksi wewangian dan air infus cukup lazim.

Parfum memiliki tempat yang tinggi dalam masyarakat bangsawan Persia. Raja-raja Persia sering kali memiliki "aroma khas" mereka sendiri yang tidak boleh digunakan oleh rekan dan kerabat mereka. Bahkan, Raja Persepolis Darius sering digambarkan memegang botol parfum atau dupa miliknya. Raja Xerxes juga digambarkan dengan bunga Lily of the Valley yang sering digunakan dalam wewangian.

Parfum Romawi Kuno

Pemujaan kuno terhadap Aphrodite, dewi cinta, menggunakan parfum dan wewangian di kuil-kuil mereka dan dalam upacara pemujaan mereka. Namun, parfum tidak hanya digunakan untuk tujuan keagamaan. Parfum merupakan bagian besar dari transformasi Roma dari sebuah desa pertanian kecil menjadi pusat dunia.

Orang Romawi diperkirakan menggunakan sekitar 2.800 ton kemenyan impor dan 550 ton mur per tahun. Wewangian ini digunakan di pemandian umum untuk mengharumkan air dan dalam produk perawatan tubuh seperti balsem, minyak, dan parfum untuk kulit dan rambut.

Parfum Cina Kuno

Orang Cina kuno juga menggunakan parfum untuk desinfeksi dan kemurnian karena mereka percaya bahwa parfum dapat membantu membersihkan ruangan dari penyakit. Secara umum, mereka tidak terlalu fokus untuk mengurapi tubuh mereka dengan wewangian dan lebih banyak menggunakannya untuk mengharumkan barang di sekitar mereka.

Pilihan Editor: Jangan Salah, Begini Cara Pakai Parfum yang Tepat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus