Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain adanya puncak hujan meteor perseid, Agustus 2020 ini akan memberikan banyak kesempatan untuk melihat Bulan berpose dengan planet-planet. Bulan dan planet-planet berpose mulai pada tanggal 1, 9 dan 15 Agustus nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip laman resmi lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat NASA, pada 1 Agustus lalu, Bulan membuat segitiga indah dengan Jupiter dan Saturnus rendah di tenggara setelah Matahari terbenam. Ketiganya terlihat sepanjang malam, naik ke titik tertinggi di selatan sekitar pukul 11 malam waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika melewatkannya, ada peluang lain di akhir bulan ini, yakni pada 28 Agustus, saat Bulan berputar kembali di orbitnya untuk bergabung dengan pasangan planet. Kemudian pada 9 Agustus, Mars akan tampak sangat dekat dengan Bulan sebelum fajar.
Saat hari itu, bisa melihat ke arah selatan, Mars memiliki titik terang kemerahan tepat di kanan Bulan. Jika cuaca memungkinkan, ini akan menjadi langit yang indah, dengan Pleiades, Orion, Aldebaran dan Venus di tenggara.
Sementara, pada 15 Agustus nanti, satu jam sebelum Matahari terbit, cari Venus di timur, hanya berjarak beberapa jari dari Bulan sabit. Dan jika ingin melihat sebelum langit menjadi terlalu cerah, maka akan melihat duo benda langit itu pada pagi hari dikelilingi oleh cincin bintang yang terang.
Sementara, puncak hujan meteor perseid tahunan akan terjadi pada dini hari, 12 Agustus. Bulan seperempat terakhir akan mengganggu visibilitas sebagian besar meteor perseid yang lebih redup tahun ini, tapi masyarakat masih bisa melihat beberapa meteor yang lebih terang, termasuk 'bola api' sesekali.
Waktu terbaik untuk melihat-lihat adalah pada jam-jam sebelum fajar pada 12 Agustus, tapi tengah malam hingga fajar setiap pagi pada minggu sebelum atau sesudahnya juga akan memunculkan beberapa meteor. Perseid umumnya tampak memancar dari titik tinggi di utara, yang disebut 'pancaran'.
Namun, untuk menyaksikannya, hanya perlu mengarahkan diri secara umum ke utara dan melihat ke atas.
Saat membicarakan meteor, tahukah Anda bahwa banyak dari 'bintang jatuh' ini berasal dari komet? Sebagian besar hujan meteor tahunan yang diamati terjadi saat Bumi melewati jejak puing yang ditinggalkan oleh komet aktif yang mengorbit Matahari, membuang serpihan kecil puing berdebu di ekor panjangnya.
Meteor perseid berasal dari komet bernama Swift-Tuttle, yang mengorbit Matahari setiap 133 tahun. Pada Juli lalu, sebuah komet yang baru ditemukan oleh misi NEOWISE NASA muncul di langit, membuat kagum para pengamat.
Komet Neowise memiliki orbit hampir 7.000 tahun mengelilingi Matahari, jadi ia tidak akan kembali seperti ini untuk waktu yang lama, tapi mungkin saja meteor yang terlihat suatu malam di masa depan hanya sedikit mengingatkan komet Neowise.
NASA