Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Seminar Pra Munas XIII KAGAMA: Menyongsong Revolusi Industri 4.0

Keluarga Alumni Gajah Mada (KAGAMA) menggelar serangkaian seminar menjelang Munas XIII yang akan digelar di Bali pada 15-17 November 2019.

9 September 2019 | 03.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dalam Seminar Pra Munas XIII KAGAMA di Balikpapan, Sabtu 7 September 2019. (istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menjadikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun ini Presiden telah menyusun rencana jangka menengah pembangunan SDM, termasuk salah satunya diluncurkannya Kartu Pra Kerja pada 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri dalam Seminar pra-Munas XIII KAGAMA pada Sabtu (7/9/2019) di di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Nanti dimana pemerintah mengalokasikan Rp 10 triliun untuk melatih angkatan kerja kita agar memiliki kompetensi dan bisa masuk ke pasar kerja, atau bisa memulai wirausaha,” ujar Hanif selaku keynote speaker.

Menurut Hanif, di tengah dunia yang berubah saat ini terutama dari struktur bisnis dan struktur ekonomi, maka inovasi yang menjadi kunci dari pertumbuhan dan kemajuan.

“Inovasi titik letaknya ada pada manusia,” ungkapnya.

Namun demikian, kata Hanif dalam rilis panitia, ada sejumlah masalah dan tantangan yang harus kita pahami bersama secara jernih menyangkut isu pembangunan SDM.

Menurut Hanif, daya saing SDM atau tenaga kerja Indonesia relatif rendah.

Hal itu berpangkal dari luaran pendidikan formal yang belum siap kerja, kualitas SDM didominasi lulusan berpendidikan rendah, kesenjangan SDM tidak merata, produktivitas masih rendah, dam pihak industri belum berpihak pada tenaga kerja yang ada.

Di sisi lain, limpahan bonus demografi tahun 2025-2035 diperkirakan sebanyak 70 persen berasal dari usia produktif dan 30 persen berusia muda, antara 15-35 tahun.

“Kuncinya untuk mengelola bonus demografi adalah kesehatan, pendidikan dan pelatihan vokasi, dan iklim ketenagakerjaan,” kata Hanif.

Untuk itu, pihaknya kini antara lain mendorong peningkatan mutu pelatihan vokasi di Indinesia.

Hal itu ditempuh dengan melibatkan industri untuk menyusun standar kompetensi program dan kurikulum pelatihan.

Di bidang kurikulum, pemerintah menggodog penyempurnaan komposisi skill seperti technical skill, soft skill, dan digital skill.

“Kita juga melakukan reorientasi kejuruan dan program pelatihan disesuaikan dengan potensi daerah, dan mendorong kerja sama dengan industri dalam penyelenggaraan pelatihan vokasi,” paparnya.

Seminar kali ini merupakan seminar kedua dari rangkaian seminar pra-Munas XIII KAGAMA di lima kota lima pulau, selain di Semarang pada tanggal 22 September bertema pendidikan, selanjutnya digelar di Manado, Medan dan Bali.

Munas KAGAMA XIII akan diselenggarakan di Bali pada 15-17 November 2019 mendatang yang akan dibuka oleh Presiden Jokowi.

Hasil dari seminar akan disampaikan kepada pemerintah sebagai kontribusi nyata KAGAMA untuk pembangunan bangsa.

Seminar ini juga menghadirkan Bambang Satrio Lelono (Dirjen Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan), Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant CARE), dan Aji Erlangga Martawireja (CEO Pengiriman Pemagangan ke Jepang)

Acara seminar yg dihadiri peserta 700an orang inj turut dihadiri Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., beserta jajarannya, serta perwakilan Pengda dan Pengcab KAGAMA se Kalimantan Timur.[]

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus