MINYAK bumi sesungguhnya bukan material yang antilapuk. "Banyak jenis mikroorganisme yang mampu mengurainya," ujar Prof. Dr. Ir. M. Soerjani, Direktur Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan, Universitas Indonesia. Oleh mikroba jenis ini, untaian panjang molekul hidrokarbon itu dipotong-potong, diserap masuk ke dalam tubuhnya, lalu diurai untuk menghasilkan tenaga. Sayang, minyak tak "seempuk" kayu atau kertas. Proses biologis untuk mengurainya tak secepat pada kayu atau kertas. Maka, sejak sekian dekade lampau, para ahli bioteknologi sudah mulai ramai berlomba mendapatkan jenis mikroba unggul yang sanggup mengurai minyak secara cepat. Dr. Ananda M. Chakrabarty, seorang ahli biotek Amerika, berhasil menangkarkan dua galur bakteri yang sanggup melahap minyak bumi sepekat apa pun. Kedua jenis mikroba mutakhir itu dilahirkan oleh Chakrabarty lewat manipulasi genetika: material gen dari mikroba yang punya daya adaptasi tinggi, digabung dengan gen mikroba lain yang pintar mengurai minyak. Hasilnya, mikroba yang rakus menyantap minyak. Chakrabarty, yang ketika itu bekerja pada divisi biotek perusahaan raksasa Amerika General Electric, memperoleh hak paten atas kedua jenis mikroba itu pada 1980. Sayang, peraturan pemerintah federal membatasi pengoperasian jasad renik itu. Kedua jenis bakteri itu tak diizinkan dilepas di alam bebas. Laboratorium Biotek General Electric (GE) telah pula mampu menghasilkan bakteri unggul jenis lain. Lewat seleksi buatan, ahli biotek GE berhasil menjaring dua galur bakteri unggul, dari marga Pseudomonas dan Alciligenes, yang mampu mengurai senyawa beracun penyebab kanker PCB (Bifenil poliklorinat). Senyawa PCB ini sering dipiakai pada formula pestisida, tinta, bahan pemadam api, plastik, atau minyak pelumas. Mikroba-mikroba unggul anti-bahan pencemar jenis lain telah banyak pula ditangkarkan orang. Ada mikroba baru anti-minyak terpentin, penghancur ter batu bara, bahkan pembusuk jenis plastik tertentu. Namun, nasib mereka mirip mikroba buatan Chakrabarty: dianggap bisa melahirkan problem baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini