Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Sildenafil pada Jamu dan Kopi yang Disita BPOM: Obat Disfungsi Ereksi

Mengkonsumsi sildenafil dapat menimbulkan efek samping mulai dari yang ringan seperti mual, diare, kemerahan pada kulit.

7 Maret 2022 | 19.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala BPOM Penny K Lukito mengumumkan temuan kasus penyalahgunaan produk olahan pangan ilegal mengandung zat obat di Gedung C BPOM RI, Jakarta, Jumat 4 Maret 2022. (ANTARA/Andi Firdaus)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) belum lama menyita beberapa merek jamu dan kopi instan dari peredaran karena temuan adanya penggunaan bahan kimia obat Parasetamol dan sildenafil. Bahan kimia obat dilarang digunakan dalam obat tradisional dan pangan olahan karena berisiko efek samping yang malah membahayakan kesehatan peminumnya jika tidak digunakan sesuai aturan atau dosis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama parasetamol sudah akrab sebagai pereda nyeri dan penurun panas atau demam. Sedangkan sildenafil, menurut Pusat Informasi Obat Nasional BPOM, masuk bagian obstetrik, ginekologik dan saluran kemih. Pembahasan lebih detilnya adalah pada masalah disfungsi ereksi dan penghambat fosfodiesterase tipe 5. Merek dagangnya di pasaran adalah Emposil, Viagra, Rozgra, Viajoy, Sildenafil, Stilesco dan Vimax.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aliran darah ke penis selama rangsangan seksual sehingga menyebabkan ereksi. Selain untuk impotensi, sildenafil juga digunakan untuk mengurangi tekanan di pembuluh darah arteri paru-paru (hipertensi pulmonal). Dalam hal ini sildenafil bekerja dengan cara melemaskan pembuluh darah di paru-paru agar darah dapat mengalir dengan mudah.

BPOM menggolongkan sildenafil sebagai obat keras. Untuk mendapatkannya harus menggunakan resep dokter dengan manfaat mengatasi impotensi dan hipertensi pulmonal tersebut. Pasien yang menggunakan obat ini adalah orang dewasa. Bentuk obat bermacam-macam, dari tablet, kaplet, sirop kering, oral dissolving film, dan suntik.

Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. Jika kondisi hipertensi pulmonal, misalnya, maka dosis 5–20 mg, 3 kali sehari.

Sildenafil juga tersedia dalam bentuk suntik yang bisa digunakan khusus untuk mengatasi hipertensi pulmonal. Pemberiannya akan langsung dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Pasien harus memberi tahu dokter jika pernah atau sedang menderita diabetes, penyakit hati, tukak lambung, penyakit ginjal, kelainan darah, hipertensi, penyakit jantung, hipotensi, retinitis pigmentosa, sumbatan pada pembuluh darah di mata, atau penyakit Peyronie.

Mengkonsumsi sildenafil dapat menimbulkan efek samping mulai dari yang ringan seperti mual, diare, kemerahan pada kulit. Hingga reaksi yang lebih serius seperti kejang, denyut jantung tidak teratur, pandangan kabur atau buta mendadak, bahkan dapat menimbulkan kematian.

BERBAGAI SUMBER

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus