Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Solar 'Manis' dari Bakteri

21 April 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA peneliti dari Energy Bio­scien­ces­ Institute (EBI) Berkeley tengah mengerjakan sebuah proyek penting: membuat solar yang dapat diperbarui, untuk menggantikan bahan bakar fosil yang mulai habis tergerus.

Inspirasi untuk inovasi ini diambil dari metode fermentasi milik ahli kimia Israel, Chaim Weizmann. Di masa Perang Dunia I, Weizmann menggunakan bakteri buat memfermentasi gula menjadi aseton, bu­tanol, dan etanol. Hasil fermentasinya dipakai sebagai bahan baku mesiu atau TNT. Metode ini selanjutnya dikenal sebagai proses Weizmann atau metode ABE.

Menggunakan metode ABE yang telah lama dilupakan, peneliti EBI mencoba membuat solar "manis". Caranya, setelah proses fermentasi tuntas, mereka menambahkan pelarut organik tributyrin untuk memisahkan aseton, butanol, dan sebagian kecil etanol dari hasil fermentasi. Zat-zat itu akan mengambang seperti minyak di atas air.

Selanjutnya, sebuah membran khusus dibuat untuk menyaring aseton, butanol, dan etanol yang telah larut itu. Metode ini diyakini jauh lebih efektif dibanding cara konvensional, yakni dengan destilasi atau penyulingan.

Setelah itu, menggunakan katalis dari palladium dan potassium phosphate—yang mereka kembangkan dalam penelitian ini—para peneliti EBI mengkonversi butanol dan etanol menjadi aldehida. Aldehida merupakan gugus karbonil (C=O) yang terikat pada unsur hidrogen. Di ujung proses, aldehida akan bereaksi dengan aseton untuk memperbanyak atom karbon, sekaligus memproduksi hidrokarbon. Maka solar "manis" pun tercipta.

Bahan bakar baru ini diklaim cocok untuk menggantikan solar atau setidaknya sebagai bahan campuran solar. Tapi produksi massal produk ini diperkirakan baru bisa dilakukan lima tahun mendatang.

Para peneliti EBI masih terus berusaha menyempurnakan metode pembuatan solar berbahan baku gula ini. Satu pertanyaan penting yang hendak mereka pecahkan adalah apakah mungkin menggunakan bahan baku selain gula, misalnya daun, pohon, dan bahan lain yang mengandung karbohidrat atau selulosa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus