Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Terdeteksi di Prabrik Coca Cola Belgia, Kenapa Senyawa Klorat bisa Ditemukan di Minuman

Senyawa klorat ditemukan di produk Coca Cola yang diproduksi di Prabik Coca Cola Belgia, adapun klorat berasal dari desinfektan klorin.

1 Februari 2025 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyajian Coca-Cola di Paris, Prancis, 28 Januari 2025. Reuters/Abdul Saboor

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Coca-Cola menarik produknya dari peradaran di Eropa setelah terdeteksi mengandung kadar klorat yang tinggi. Klorat bisa ditemukan pada makanan dan minuman akibat penggunaan disinfektan klorin dalam pengolahan air dan makanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penarikan tersebut terjadi di Belgia, Luksemburg, dan Belanda, meskipun sejumlah kecil minuman juga dikirim ke negara lain, menurut Coca Cola Europacific Partners, yang menangani pengemasan botol dan distribusi di Eropa, Australia, dan beberapa bagian Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kontaminasi Klorat

"Klorat berasal dari disinfektan klorin yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan dan pengolahan air," bunyi laporan perusahaan pada Selasa, 28 Januari 2025, dikutip dari Euronews.

Dikutip dari Anadolu, klorat berasal dari desinfektan klorin yang digunakan dalam pengolahan air dan makanan. Disinfektan semacam itu dapat digunakan untuk membersihkan sistem air, tetapi dapat meninggalkan residu klorat dalam produk.

Karenanya, makanan dan minuman bisa terkontaminasi klorat melalui berbagai cara selama produksi. Penggunaan air yang mengandung klorat untuk irigasi, pencucian produk, serta dari pembersihan permukaan hingga peralatan penyiapan produk.

Lebih lanjut, senyawa kimia ini dikaitkan dengan masalah kesehatan serius, terutama di kalangan anak-anak karena dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid.

Produk Ditarik dari Eropa

Adapun, produk yang terdeteksi mengandung klorat diproduksi di pabrik Coca Cola di Ghent, Belgia. Selain Belgia, produk tersebut dikirim ke Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, dan Luksemburg. Badan Federal Belgia untuk Keamanan Rantai Pangan (FASFC) menjelaskan penarikan tersebut dilakukan pada produk yang diproduksi antara 23 November dan 3 Desember 2024. Penarikan tersebut menyangkut minuman dalam kaleng dan botol kaca dengan kode produksi berkisar antara 328 GE hingga 338 GE.

Untuk diketahui, penggunaan klorat di Eropa telah dilarang sejak 2008. Dikutip dari RPS Group, kandungan klorat tidak lagi diizinkan untuk digunakan sebagai pestisida. Natrium klorat tidak digunakan dalam produk biosida. Seperti diketahui, klorat adalah oksidan kuat dengan aktivitas herbisida dan biosidal.

Dikutip dari laman Keamanan Pangan Eropa, klorat dalam makanan ditemukan secara kebetulan pada 2014. Pada 2015, Otoritas Keamanan Pangan Eropa atau EFSA menemukan kadar klorat dalam air minum dan makanan terlalu tinggi. Mereka mendapat lebih dari 10 persen makanan, terutama produk beku mengandung residu klorat lebih dari 0,01 miligram.

EFSA sebelumnya telah membatasi kadar klorat sebesar 0,01 milligram untuk semua produk makanan. Ketentuan ini disebutkan dalam Peraturan (EC) No 396/2005 yang mengatur penetapan dan peninjauan batas residu maksimum (MRL) klorat di tingkat Eropa.

Komisi Eropa juga menerbitkan dua peraturan baru pada musim panas 2020. Peraturan ini menetapkan kadar maksimum klorat dan per-klorat dalam bahan pangan. Kadar maksimum per-klorat yang diizinkan adalah 0,05 miligram.

Khumar Mahendra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus