UNTUK mempedaya kaum Adam diperalatlah kaum Hawa menjadi umpan. Trik ini berlaku pula di dunia serangga. Pada lalat buah (Dacusdorsalis), misalnya, kelompok jantan gampang dijebak dengan feromon, cairan khas beraroma segar yang dikeluarkan oleh lalat betina. Sang jantan sangat menyukai aroma betina itu. Dengan feromon yang diteteskan pada sehelai kapas, lalat jantan bisa digiring ke sebuah sangkar dan dibinasakan di situ dengan insektisida. Pembantaian terhadap lalat jantan ini akan menekan populasi lalat yang menjadi hama bagi berbagai buah-buahan seperti nangka dan belimbing. Sayangnya, feromon sulit diproduksi. Maka, Chairil Anwar, mahasiswa S3 di UGM Yogyakarta, kini mencoba menyintesa feromon buatan dari minyak atsiri -- hasil ekstraksi daun Cengkeh. Percobaannya tak sia-sia. Calon doktor biokimia ini sanggup membuat Metil-eugenol (feromon buatan) itu melalui beberapa tahap reaksi dan destilasi. Metil-eugenol berwujud sebagai cairan kental, bening, dan beraroma harum wangi. Cairan ini telah pula terbukti sanggup mengundang lalat jantan. Masa kerja Metil-eugenol ini 3-4 jam. Lewat dari kurun ini, aromanya pun menghilang. Tipuan dengan Metil-eugenol itu, menurut Chairil Anwar, akan menghemat pemakaian insektisida. Tidak perlu lagi ada penyemprotan dari pohon ke pohon. "Kebutuhan insektisida akan lebih kecil karena penyemprotannya lebih terlokalisasi," kata dosen FMIPA UGM itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini