Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Tiga menit dalam teror

Berdasarkan penelitian nasa, para astronaut challenger yang meledak, diduga masih hidup tiga menit setelah ledakan terjadi dan mereka dalam keadaan sadar berusaha mengatasi keadaan darurat. (ilt)

16 Agustus 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPANIKAN menghadapi kecelakaan Challenger yang dramatis karena merenggut nyawa 7 astronautnya sebetulnya sudah lama reda. Dan penyusunan program peluncuran pesawat ulang-alik berawak mulai terdengar lagi, walau rencana untuk 2-3 tahun mendatan Namun, histeria baru muncul ketika, dua pekan lalu, NASA mengumumkan hasil penelitian detik-detik terakhir para astronaut menghadap maut. Kesimpulan penelitian itu sangat mengerikan. Mulanya, para astronaut diperkirakan mati seketika, begitu pesawat Challenger yang membawa mereka meledak Januari lalu. Namun, hasil penelitian itu mengubah sama sekali kesimpulan itu. Paling tidak, tiga astronaut masih hidup, sedikitnya tiga menit setelah ledakan terjadi. Sumber utama penelitian NASA ini adalah sebuah pita rekaman yang ditemukan dalam keadaan kusut dan menempel. Namun, perusahaan komputer IBM berhasil menganalisanya. Dari sana terungkap, salah seorang astronaut bersuara, "Uh ... oh." beberapa detik setelah ledakan terjadi. Ini, menandakan, beberapa astronaut menyadari telah terjadi suatu kecelakaan yang serius. Petunjuk lain, tiga dari empat tabung udara darurat untuk menyuplai oksigen ke helm astronaut, bila sesuatu terjadi, ternyata sudah dinyalakan secara manual, ketika ditemukan di dalam laut. Ini berarti ada pula usaha mengatasi keadaan darurat itu. Satu tabung oksigen itu diketahui milik Pilot Michael Smith. Pengaktifan tabung itu tak mungkin dilakukannya sendiri, karena ia terikat di kursinya. Tombol udara itu diperkirakan dipetik Judith Resink dan Ellison Onizuka, yang duduk di belakangnya. Dua tabung lain yang ditemukan juga diaktifkan, diduga milik Resink dan Onizuka. Menurut Dr. Joseph Kerwin, salah seorang penulis laporan hasil penelitian, guncangan ketika ledakan tidak cukup besar untuk membuat para astronaut pingsan. Walau mereka terpental dari 48 ribu kaki ke 65 ribu kaki, dengan percepatan 12-20 G (12 sampai 20 kali percepatan jatuhnya benda akibat gravitasi) tekanan dianggap masih bisa ditoleransi. Kemungkinan kecil para astronaut pingsan. Dalam keadaan sadar, dan tentunya diburu teror selama hampir tiga menit, para astronaut di dalam kabin berguling-guling jatuh dari ketinggian 65 ribu kaki. Kemudian mengempas permukaan laut Atlantik dengan kecepatan 300 km per jam. Dalam kecepatan ini, permukaan air seperti beton saja ketika tabrakan terjadi. Itulah detik-detik terakhir para astronaut -- mengerikan, memang. Jis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus