TUJUH bulan lagi Komet Halley kembali melintasi bumi. Toh, penelitian persiapan menyongsong pertemuan 76 tahun sekali itu pada Maret 1986 nanti sudah membuahkan hasil samping yang sangat penting. Seperti diungkapkan pekan lalu, staslun angkasa Uni Soviet, Vega 1 dan Vega 2, yang diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur, Desember 1984, berhasil menghimpun sejumlah informasi yang selama ini menjadi teka-teki keplanetan. Selama enam bulan mengorbit, Vega telah meliput jalur sepanjang 500 juta km. Ekspedisi ini memang memilih rute lintas Venus, untuk menjamin pertemuan dengan Halley. Vega memikul tiga misi. Yang pertama mempelajari sirkulasi atmosfer Venus dan watak meteorologikalnya, dengan melepaskan balon udara. Langkah ini akan diikuti penelitian lanjutan oleh modul pendarat. Tujuan terakhir, tentu, menyimak fisik Halley, antara lain dengan pemotretan inti komet itu dari jarak sekitar 10 ribu km. "Tahap pertama eksperimen Vega, yaitu mempelajari Venus, sudah selesai dengan sukses," kata V. Kotelnikov, wakil presiden Akademi Ilmu Soviet, kepada kantor berita Gamma, Paris. Mempelajari sirkulasi atmosfer Venus, yang berbeda dengan bumi, merupakan langkah penting memahami mekanisme yang mempengaruhi variasi jangka panjang iklim bola bumi. "Eksperimen seperti ini belum pernah dilakukan sepanjang sejarah studi keplanetan," ujar Kotelnikov. Satelit-satelit Venera Soviet, dan Venus--Pioneer AS, pernah gagal mempelajari sifat sirkulasi itu. Kini, balon Vega sudah mengirimkan informasi yang meliputi jalur 10 ribu km. Balon itu melintas pada ketinggian 54 km, praktis di tengah lapisan awan Venus. Ia membawa sejumlah perangkat meteorogikal untuk menakar suhu, tekanan, komponen vertikal kecepatan angin, cahaya, dan kepadatan optikal. Setiap 75 detik, semua peralatan secara simultan memasukkan informasi yang langsung disimpan ke dalam memori. Setiap 30 menit, balon itu mengirimkan laporan ke bumi, hasil endapan memori tadi. Sementara itu, di stasiun bumi, radioteleskop raksasa di bawah sistem yang dikoordinasikan menangkap isyarat balon, dan menentukan kecepatannya selama melayang melintasi Venus. Masukan informasi akan dianalisa kelompok gabungan ilmuwan Soviet, Prancis, dan AS. Jumlah informasi itu demikian kayanya hingga, konon, baru akan selesai diperiksa pada awal 1987. VENUS memang penuh teka-teki. Planet itu, misalnya, sangat lambat berpu tar, sehingga satu hari-Venus sama dengan 243 hari-bumi. Tapi, atmosfer nya yang lebih tinggi berputar cepat, mengitari planet itu hanya dalam empat hari-bumi. Eksperimen terdahulu juga mengungkapkan, lapisan awan Venus mengandung 75%--85% konsentrasi sulphuric acid (asam sulfur), yang bercampur dengan chlorine. Belum pernah jelas, dalam bentuk apa chlorine itu hadir. Melalui proyek Vega, setiap individu partikel dalam lapisan awan itu bisa ditentukan sampai pada bentuknya. Informasi mengenai tujuh partikel yang dipungut secara acak dikirimkan ke bumi setiap detik. Lebih dari itu, peralatan balon juga mengukur kepadatan awan, konsentrasi aerosol asam sulfur tadi, dan kandungan uap air. Komposisi kimiawi batuan Venus juga mendapat perhatian. Sebelumnya, informasi itu sudah dikumpulkan dari dua kawasan Venus, dan ternyata sangat berbeda satu sama lain. "Dua sampel saja ternyata tidak mencukupi untuk bahan kesimpulan," kata V. Barsukov, direktur Institut Geokimiawi dan Kimia Analisa Soviet. Kini, Vega menganalisa sampel batuan dari "Benua Aphrodite", kawasan yang selama ini perawan bagi ilmuwan bumi. Sebuah pendarat akan mengebor Venus, mengambil contoh batuan, membuat analisanya, dan mengirim hasil analisa itu ke stasiun bumi. "Analisa itu akan mengungkapkan asal muasal planet dalam tata surya kita," kata Barsukov. Terutama, tentu, mengenai masa-masa dini evolusi bumi. Bondan Winarno
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini