Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Duet Bibit Siklon dan Vorteks Borneo Picu Cuaca Ekstrem, Area Mana yang Terdampak?

Bibit siklon 90S dan 91S yang berdekatan di pesisir Port Hedland, Australia, bisa memicu cuaca ekstrem. Ada juga vorteks di perairan dekat Kalimantan

17 Januari 2025 | 21.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bibit Siklon Tropis 91S dan 93P (BMKG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan dua bibit siklon tropis di perairan selatan Jawa Timur hingga Bali mulai hari ini, Jumat, 17 Januari 2025, berpotensi memicu hujan ekstrem dan angin kencang. Dua bibit siklon, masing-masing adalah 90S dan 91S, sedang berdekatan di dekat pesisir Port Hedland, Australia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional Erma Yulihastin memperkirakan 90S dan 91S akan bergabung menjadi siklon tropis. Ketika menguat, siklon itu menyebabkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah. “Terutama di Jawa Timur, Bali, serta kawasan Lombok hingga Nusa Tenggara Timur,” katanya kepada Tempo pada Jumat malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Erma, hujan deras hingga ekstrem yang ditimbulkan oleh siklon itu bersifat persisten atau awet. Badai tersebut, kata dia, merupakan sistem hujan berpola garis memanjang dengan sistem yang mendekati stasioner atau konstan terhadap waktu, biasa disebut sebagai squall line. 

Pembentukan squall line yang berpusat di daratan diprediksi semakin intensif pada hari ini, terutama di pesisir utara Jawa, membentang dari Jakarta hingga Surabaya. Meski bergerak menjauhi Indonesia, Erma menyebut siklon tropis yang akanl terbentuk tidak mendarat ke Australia.

“Melainkan menuju ke atas laut di barat Australia,” tutur Erma. Dia menambahkan bahwa wilayah itu sedang mengalami anomali peningkatan suhu permukaan laut mendekati 4 derajat Celcius.

Selain dua bibit siklon di selatan, cuaca ekstrem juga meningkat karena Vorteks Borneo yang belum meluruh di Kalimantan bagian barat dan selatan, maupun di area Sumatera dekat Selat Malaka. Vorteks itu diprediksi dapat terbentuk lagi 2-3 hari mendatang.

Pendinginan suhu permukaan laut di area utara Laut Cina Selatan, atau di dekat pantai Vietnam, membangkitkan pusat tekanan tinggi. Angin dari utara ini juga diprediksi memperkuat vorteks di dekat Kalimantan Barat. Pusat tekanan rendah kini juga terbentuk di wilayah tersebut,” kata Erma.

Dinamika badai vorteks dan bibit-bibit siklon berpotensi meningkatkan intensitas hujan di wilayah Indonesia pada dasarian ketiga hingga akhir Januari 2025. Kondisi ini menunjukkan musim badai belum berakhir.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus