Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Inilah Sederet Derbi Panas Tim Sepak Bola Indonesia

Tragedi Kanjuruhan membuat suporter sepak bola Indonesia bersatu dan menanggalkan rivalitas. Mereka menyatakan tidak ada sepak bola seharga nyawa.

13 Oktober 2022 | 13.55 WIB

Logo Liga 1 dan Klub Peserta.
Perbesar
Logo Liga 1 dan Klub Peserta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sepak bola Indonesia belakangan ini mendapat sorotan dunia. Alih-alih karena prestasi, sepak bola Indonesia dikenal dunia karena Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang dan puluhan lainnya luka-luka. Derbi panas antartim sepak bola hingga menyebabkan insiden kerusuhan dan kematian suporter tampaknya bukan pertama kali ini terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari berbagai sumber, tercatat ada empat derbi panas dalam perhelatan sepak bola Indonesia. Didukung basis suporter yang besar dan militan, laga-laga sengit ini kerap diwarnai gesekan dan adu bentrok. Berikut sederet derbi panas tim sepak bola Indonesia yang rawan terjadi kerusuhan:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Derbi Indonesia (Persib Bandung vs Persija Jakarta) 

Bukan rahasia umum, duel antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta dinobatkan sebagai derbi terpanas tim sepak bola Indonesia atau biasa disebut “Superclasico Indonesia”. Keduanya memiliki basis suporter yang sangat besar dan tidak jarang terjadi gesekan hingga menimbulkan kerusuhan. Demi menjaga keamanan, beberapa kali laga mereka digelar jauh dari markasnya masing-masing. 

Misalnya, pertandingan pada 2016 diwarnai keributan di tribun penonton Stadion Manahan, Solo. Terbaru, salah satu suporter Persija ‘Jakmania’, Haringga Sirila, tewas mengenaskan setelah dikeroyok sejumlah oknum Bobotoh, suporter Persib Bandung. Pengeroyokan itu terjadi sebelum laga Persib vs Persija yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada 2018 silam.

2. Derbi Mataram (PSIM Yogyakarta vs Persis Solo) 

Pertandingan sepak bola yang mempertemukan PSIM Yogyakarta melawan Persis Solo selalu diwarnai dengan tensi tinggi. Selain di dalam lapangan selama 90 menit, tensi panas juga selalu tersaji di luar lapangan. Sering kali kedua suporter dari kedua tim ini saling cek-cok sehingga terjadi kerusuhan. 

Misalnya dalam kompetisi Liga 2 2019, kerusuhan penonton mewarnai laga antara PSIM Yogyakarta saat menjamu Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Dilansir dari Antara, setelah laga berakhir dengan kemenangan 3-2 untuk tim tamu, para pendukung PSIM melampiaskan kemarahannya. Situasi di dalam stadion mencekam hingga aparat kepolisian menembakkan gas air mata.

3. Derbi Ibu Kota (Persija vs Persitara) 

Laga berjuluk “Derbi Jakarta” mempertemukan Persija Jakarta dengan Persitara Jakarta Utara. Derbi panas ini disebut menjadi ajang pembuktian menyoal siapa tim sepak bola paling hebat di ibu kota. Baik Macan kemayoran dan Laskar Si Pitung memiliki basis dukungan suporter yang cukup banyak dan bahkan militan. 

Awal mula rivalitas kedua tim ibu kota ini disinyalir bermula pada musim 2006. Saat itu, Persitara mentas di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah musim sebelumnya masuk empat besar kasta kedua. Namun pada musim 2009-2010, Persitara mengalami krisis finansial, yang mengakibatkan kembali turun kasta. Terakhir kali Macan Kemayoran dan Laskar Si Pitung bertemu hampir 11 tahun yang lalu, yakni Mei 2010.

4. Derbi Jawa Timur (Arema vs Persebaya) 

Tercatat sebanyak 131 orang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan pasca laga yang mempertemukan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022. Tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, ini menjadi daftar kelam sejarah kematian suporter sepak bola terbanyak kedua di dunia. Tewasnya ratusan korban diduga karena tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian.

Itulah empat derbi panas tim sepak bola Indonesia yang rawan kerusahan. Namun demikian, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC, Aremania, itu membuat seluruh suporter sepak bola Indonesia bersatu dan menanggalkan sementara rivalitas. Mereka menyatakan tidak ada sepak bola seharga nyawa.

HARIS SETYAWAN 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus