Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Argentina menjadi salah satu tim favorit juara di Piala Dunia 2022. Terjungkal pada laga pertama menghadapi Arab Saudi, Lionel Messi berhasil memimpin rekan-rekannya untuk bangkit dan membawa La Albiceleste ke partai puncak turnamen sepak bola terbesar empat tahunan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Delapan tahun lalu, Messi berhasil membawa Argentina ke final Piala Dunia di Brasil. Namun, Tim Tango harus mengakui keunggulan Jerman. Kali ini, dia memimpin para pemain muda Argentina bersama pelatih yang lihai dalam meramu taktik, Lionel Scaloni. Berikut perjalanan Argentina menuju final Piala Dunia Qatar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENYISIHAN GRUP C
ARGENTINA 1-2 ARAB SAUDI
Argentina datang ke turnamen dengan catatan 36 pertandingan tak terkalahkan. Namun, rekor tersebut berakhir ketika Arab Saudi berhasil meraih kemenangan mengejutkan. Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1.
Messi mencetak penalti menit ke-10 di babak pertama. Argentina memiliki tiga gol yang dianulir karena offside sebelum Saudi mencetak dua gol di babak kedua untuk mengejutkan juara Amerika Selatan itu.
Argentina bisa terhibur mengingat sejarah kekalahan pertama pada edisi 1990. Kalah dari Kamerun, La Albiceleste masih bisa mencapai babak final. Scaloni bersikap tenang, sedangkan Messi memberi peringatan kepada rekan-rekannya. "Kita harus kembali untuk menunjukkan siapa kita."
ARGENTINA 2-0 MEKSIKO
Sampai trofi Piala Dunia masuk dalam koleksi gelarnya, Messi tidak pernah benar-benar dianggap setara dengan Diego Maradona. Namun, melawan Meksiko, ia menyamai rekor legenda sepak bola Argentina itu dengan berhasil memainkan 21 pertandingan dan mencetak delapan gol di putaran final.
Ketika Argentina menemui jalan buntu 0-0 setelah lebih dari satu jam, Messi menemukan momennya. Ia melepaskan tembakan dari jarak 20 meter untuk menaklukkan kiper Guillermo Ochoa. Pemain pengganti Enzo Fernandez mencetak gol yang mengunci kemenangan La Albiceleste.
"Hari ini, kami memulai lagi pertanidngan Piala Dunia untuk Argentina. Kami mulai memainkan bola dengan lebih baik (di babak kedua) dan sampai gol itu kami kembali menjadi diri kami sendiri," ujar Messi.
POLANDIA 0-2 ARGENTINA
Messi harus menghadapi salah satu rivalnya, Robert Lewandowski. Dalam pertandingan itu, tendangan penaltinya masih mampu ditepis penjaga gawang Wojciech Szczesny. Namun, Messi berada di jantung serangan Argentina dan menunjukkan peran bebasnya di depan sementara Alexis Mac Allister dan Julian Alvarez yang mencetak gol untuk memastikan tim memuncaki grup.
"Kami berusaha tetap positif, tetap tenang (setelah Messi gagal mengeksekusi penalti)," kata Mac Allister. "Kami tidak merasa terpuruk, kami berusaha optimis. Untungnya kami berhasil menang dan lolos."
Baca juga: Argentina vs Prancis di Final Piala Dunia 2022: Begini Skuad Asuhan Lionel Scaloni Menjelang Laga
Lionel Messi dan Robert Lewandowski saat Argentina melawan Polandia dalam laga Grup C Piala Dunia 2022, 30 September. Argentina menang 2-0. REUTERS/Jennifer Lorenzini
Berikutnya perjalanan di fase gugur Piala Dunia 2022...
FASE GUGUR
16 BESAR: ARGENTINA 2-1 AUSTRALIA
Messi dan kawan-kawan harus meladeni permainan fisik para pemain Australia. Namun, Messi menunjukkan kelasnya dengan mencetak gol dalam pertandingan ke-1.000 dalam kariernya. Pemain berusia 35 tahun itu bereaksi cepat memanfaatkan ruang kecil di kotak penalti. Empat bek Australia mencoba menutup celah, tetapi Messi mampu melesakkan bola ke gawang Socceroos.
Alvarez mengubah skor menjadi 2-0 tetapi gol bunuh diri dari Fernandez membuat pertandingan lebih menegangkan. Argentina bertahan untuk meraih kemenangan. "Sekarang kami memiliki pertandingan yang sangat sulit melawan Belanda, yang bermain sangat baik. Mereka memiliki pemain hebat dan pelatih hebat, ini akan menjadi pertarungan yang sulit," kata Messi.
PEREMPAT FINAL: BELANDA 2-2 ARGENTINA(3-4 Adu Penalti)
Kata-kata Lionel Messi menjadi kenyataan. Belanda berhasil menyamakan kedudukan menjelang akhir 90 menit pertandingan waktu normal. Pertandingan memanas dengan dikeluarkannya 16 kartu kuning dan satu kartu merah.
Dalam pertarungan antara pelatih termuda dan tertua di Piala Dunia, Scaloni (44 tahun) keluar sebagai pemenang melawan Louis van Gaal (71 tahun). Messi kembali menjadi motor serangan Argentina setelah umpan briliannya membuat Nahuel Molina mencetak gol. Gol penalti Messi hampir menyudahi perlawanan Belanda sebelum dua gol Weghorst membawa pertandingan ke perpanjangan waktu.
Dalam adu penalti, kiper Emiliano Martinez melakukan dua penyelamatan sebelum Lautaro Martinez menyelesaikan tugas untuk menyingkirkan Belanda dalam pertandingan yang penuh emosi. Setelah keadaan menjadi tenang, Messi berkata, "Diego (Maradona) mengawasi kita dari surga. Dia mendorong kita dan saya sangat berharap ini tetap sama sampai akhir."
SEMIFINAL: ARGENTINA 3-0 KROASIA
Pertandingan melawan Kroasia, tim yang belum pernah memenangkan pertandingan sistem gugur dalam waktu normal sejak 1998, menguji kepantasan Argentina untuk lolos. Julian Alvarez mendapatkan penalti yang dikonversi Messi dengan penuh percaya diri. Pemain Manchester City itu menggandakan keunggulan Argentina melalui aksi solo run dari tengah lapangan dan mengelabui tiga pemain bertahan Kroasia.
Sekali lagi, Messi menunjukkan daya magisnya. Ia menggiring bola dari sisi kiri pertahanan Kroasia dan menerobos masuk ke kotak penalti. Setelah melewati Josko Gvardiol, umpannya berhasil diselesaikan Alvarez dengan mudah menjadi gol. Pelatih Kroasia Zlatko Dalic memuji Messi sebagai pemain terbaik di dunia yang mampu membuat perbedaan.
Adapun Lionel Messi berkata, "Kami telah memainkan lima partai final sejak kekalahan dari Saudi dan kami beruntung memenangkan lima final. Saya berharap akan seperti ini untuk pertandingan terakhir," kata Messi. Tinggal selangkah lagi Messi bisa melengkapi trofi terakhir dalam kariernya: Piala Dunia. Namun, ia harus membawa Argentina untuk melawan juara bertahan Prancis di final pada Ahad mendatang.