Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Lainnya

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

8 Juni 2022 | 12.06 WIB

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Perbesar
Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan. REUTERS/Arnd Wiegmann

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss pada Rabu, 8 Juni 2022. Mereka akan menghadapi tuduhan korupsi di FIFA, organisasi sepak bola dunia, yang membuat keduanya lengser.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kejaksaan Agung Swiss (OAG) menuduh Blatter dan Platini terlibat transksi tidak sah untuk mengatur pembayaran dua juta franc Swiss atau US$ 2,08 juta atau setara Rp 30 miliar. Uang itu diberikan kepada Platini oleh FIFA dengan persetujuan Blatter pada 2011 untuk pekerjaan yang telah selesai dikerjakan satu dekade sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kasus itu membuat Blatter mengakhiri 17 tahun masa pemerintahannya sebagai presiden FIFA. Ini adalah salah satu dari 25 investigasi oleh kejaksaan terhadap korupsi dalam sepak bola. Dikutip dari Reuters, setidaknya masih ada 12 investigasi yang masih tertunda.

Setelah penyelidikan enam tahun, OAG menuduh Blatter, 86 tahun, melakukan penipuan, penyelewengan, serta pemalsuan dokumen. Sedangkan Platini, 66 tahun, dituduh melakukan penipuan, penyelewengan, berpartisipasi dalam salah urus kriminal sebagai kaki tangan, dan pemalsuan dokumen.

Blatter dan Platini, yang dulunya adalah sahabat dekat, sama-sama membantah tuduhan itu. Mereka mengatakan mereka memiliki kesepakatan lisan atas pembayaran, yang terkait dengan pekerjaan konsultasi oleh Platini antara tahun 1998 dan 2002.

Tiga hakim di Pengadilan Kriminal Federal di Bellinzona akan mengadili kasus tersebut dalam persidangan yang berlangsung hingga 22 Juni. Putusan akan dijatuhkan pada 8 Juli. Jika terbukti bersalah, Platini dan Blatter menghadapi hukuman lima tahun penjara.

"Kasus ini kembali ke peristiwa tahun 2011. Ini masalah administrasi, pembayaran gaji yang terutang," kata Blatter. "Masalah itu dinyatakan dengan benar sebagai pembayaran gaji, diperhitungkan dan disetujui oleh semua badan FIFA yang relevan."

Presiden UEFA, Michel Platini bersalaman dengan Presiden FIFA Sepp Blatter, setelah terpilih kembali dalam pemilihan presiden FIFA fi Zurich, Swiss, 29 Mei 2015. REUTERS/Arnd Wiegmann

Adapun Michael Platini berkata, "Saya menjalani sidang ini dengan tenang dan percaya diri. Saya yakin bahwa keadilan akan sepenuhnya hadir dan definitif dilakukan kepada saya setelah bertahun-tahun tuduhan menjadi liar dan fitnah. Kami akan membuktikan di pengadilan bahwa saya bertindak dengan sangat jujur, bahwa pembayaran gaji yang tersisa adalah hak saya oleh FIFA dan sepenuhnya sah."

Sebelumnya, Komite Etik FIFA melarang Blatter dan Platini terlibat di dunia sepak bola pada tahun 2015. Hukuman awalnya jatuh untuk periode delapan tahun, meskipun kemudian dikurangi. Komite mengatakan transaksi, yang dilakukan ketika Blatter mencalonkan diri kembali, tidak memiliki transparansi dan menimbulkan konflik kepentingan.

Adapun Platini, yang menjadi kapten Prancis saat menjadi juara Eropa 1984, erpaksa mundur dari UEFA pada 2016 setelah kalah banding atas larangannya. Dia juga kalah banding di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Pesepakbola terbaik Eropa tiga kali itu difavoritkan untuk menggantikan Blatter sebelum skandal bersar korupsi di FIFA pada 2015 terkuak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus