Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Lainnya

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.

9 November 2022 | 12.55 WIB

Stadion Lusail akan menjadi tuan rumah pertandingan final Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Desainnya mencerminkan mangkuk kerajinan tangan yang ditemukan di seluruh dunia Arab dan Islam selama kebangkitan peradaban. Stadion ini berkapasitas 80.000 kursi. Qatar2022.qa
Perbesar
Stadion Lusail akan menjadi tuan rumah pertandingan final Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Desainnya mencerminkan mangkuk kerajinan tangan yang ditemukan di seluruh dunia Arab dan Islam selama kebangkitan peradaban. Stadion ini berkapasitas 80.000 kursi. Qatar2022.qa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia 2022 di Qatar bakal berjalan kurang dari dua pekan lagi atau tepatnya pada 20 November ini. Namun menjelang turnamen empat tahunan tersebut bergulir, mantan Presiden FIFA Sepp Blatter memberikan pernyataan yang mengejutkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Laporan media di Eropa menulis, Blatter mengungkapkan bahwa penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah kesalahan. Ia juga menyalahkan rekannya, Michel Platini yang juga mantan Presiden UEFA, punya peran dalam keputusan tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Blatter merupakan Presiden FIFA saat memutuskan tuan rumah Piala Dunia edisi 2018 dan 2022. Blatter tidak menutupi bahwa semula ia memilih Australia untuk menjadi kandidat sebelum akhirnya beralih menunjuk Amerika Serikat pada pemilihan putaran kedua untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.  

"Pilihan Qatar adalah kesalahan. Pada saat itu, kami benar-benar sepakat di Komite Eksekutif bahwa Rusia tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Amerika Serikat 2022. Itu akan menjadi isyarat perdamaian jika dua lawan politik lama pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia," kata Blatter mengutip dari The Sun. 

"Tetapi sepekan sebelum Kongres FIFA 2010, Platini menelpon saya dan mengatakan rencana kami tidak lagi berhasil. Dia mengatakan kepada saya bahwa telah diundang ke Istana Elysee, di mana Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy baru saja makan siang dengan Putra Mahkota Qatar," ujar Sepp Blatter

Presiden UEFA, Michel Platini bersalaman dengan Presiden FIFA Sepp Blatter, setelah terpilih kembali dalam pemilihan presiden FIFA fi Zurich, Swiss, 29 Mei 2015. REUTERS/Arnd Wiegmann

Blatter mengungkapkan, saat itu Sarkozy berbicara kepada Platini apa yang bisa dilakukan agar Qatar bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia. Platini, kata dia, kemudian mengatakan kepadanya apa yang bisa dilakukan saat Presiden meminta sesuatu. 

"Jadi saya tidak bisa mengandalkan Platini lagi. Sebenarnya seperti ini: Terima kasih kepada Platini dengan empat suara dan orang-orangnya. Qatar akhirnya menjadi tuan rumah Piala Dunia alih-alih ke Amerika Serikat. Itulah yang sebenarnya," tutur Blatter. 

Blatter juga tidak bisa menyembunyikan kemarahanya kepada 22 orang komite eksekutif soal keputusan tersebut. "Qatar negara yang terlalu kecil," kata Blatter. "Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu. Ini adalah pilihan yang buruk," ujarnya. 

Seiring berjalannya waktu, terpilihnya Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 menuai polemik. Ada dua hal yang menjadi perhatian, yakni soal jadwal yang digelar di luar tradisi atau di akhir tahun saat mayoritas kompetisi domestik masih berjalan. Persoalan lainnya ialah dugaan pelanggaran terhadap hak-hak para pekerja yang membangun infrastruktur pendukung untuk Piala Dunia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus