Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Laga Sepak Bola Aceh vs Sulawesi Tengah di PON 2024 Ricuh, Erick Thohir: Itu Sangat Memalukan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan sanksi terberat menanti pemain dan wasit yang terlibat kericuhan laga Aceh vs Sulawesi Tengah di PON 2024.

16 September 2024 | 11.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah) menyapa anak disabilitas pendampin pemain saat menghadiri laga final sepak bola putri PON XXI Aceh-Sumut di Stadion Mini, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu 14 September 2024. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan bahwa sanksi terberat menanti pemain dan wasit yang terlibat dalam kericuhan pertandingan cabang olahraga sepak bola putra PON 2024 atau Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara. “Itu memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat,” kata Erick Thohir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, laga semifinal Aceh vs Sulawesi Tengah yang berlangsung di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu malam, telah berjalan selama 90 menit dengan kedudukan 1-0 untuk keunggulan Sulteng. Wasit Eko Agus Sugiharto kemudian memberikan hadiah penalti kepada tim tuan rumah setelah pemain Aceh Muhammad Nur Mahyuddin dijatuhkan di kotak terlarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keputusan wasit direspons pemain Sulawesi Tengah dengan aksi pemukulan hingga wasit terkapar dan dilarikan dengan ambulans. Buntut dari peristiwa tersebut membuat laga dilanjutkan dengan dipimpin wasit cadangan Fadli Nurdiana. Wasit Eko Agus juga dinilai mengambil sejumlah keputusan kontroversial dengan puncaknya saat memberikan dua tendangan penalti untuk tim Aceh beberapa menit sebelum laga usai.

Tendangan penalti Aceh berhasil ditepis oleh kiper Sulteng Rexy. Namun, beberapa menit kemudian, Aceh kembali mendapat hadiah penalti usai salah seorang pemain Sulteng melakukan pelanggaran handball. Akmal Juanda yang menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Laga berakhir imbang 1-1 dan dilanjutkan ke babak tambahan, tetapi Sulteng memilih untuk mengundurkan diri.

Erick mengatakan akan melakukan investigasi mendalam dimulai dari kepemimpinan wasit dan perangkat pertandingan. Ia memastikan bahwa reaksi yang sangat tidak sportif pemain juga dipastikan berbuah sanksi terberat. Sanksi larangan seumur hidup pun mengancam wasit dan pihak-pihak lain bila terbukti mengatur hasil laga. Namun, Erick menegaskan aksi pemukulan dalam pertandingan resmi tak bisa dibenarkan.

PSSI menilai peristiwa ini mencoreng kehormatan sepak bola Indonesia yang mulai menunjukkan titik cerah. Untuk mencegah peristiwa serupa tidak terulang, Erick menjamin hukuman yang diberikan menjadi salah satu hukuman paling berat. Selanjutnya, ia akan menurunkan wasit dari Liga 1 dan Liga 2 akan memimpin laga semifinal dan final sepak bola putra.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus