Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Profil Sebastien Haller, Pemain Kunci Pantai Gading Saat Raih Gelar Juara Piala Afrika 2023

Sebelum mengantar Pantai Gading juara Piala Afrika 2023, Sebastien Haller berjuang melawan kanker testis yang mengancam kariernya.

12 Februari 2024 | 08.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemain Pantai Gading Sebastien Haller. REUTERS/Luc Gnago

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebastien Haller mencetak gol kemenangan sembilan menit menjelang pertandingan usai ketika tuan rumah Pantai Gading merebut gelar Piala Afrika 2023 dengan kemenangan 2-1 atas Nigeria dalam partai final di Stadion Alassane Ouattara di Abidjan, Senin dini hari WIB, 12 Februari 2024. Ini untuk ketiga kalinya Pantai Gading meraih gelar Piala Afrika setelah 1992 dan 2015.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini adalah kemenangan yang lahir dari keterpurukan ketika tim Pantai Gading terpuruk di penyisihan grup setelah dua kekalahan, termasuk kekalahan memalukan 0-4 dari Guinea Ekuatorial, sebelum menemukan performa terbaik mereka di babak sistem gugur dengan sikap pantang menyerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sundulan William Troost-Ekong memberi Nigeria keunggulan di babak pertama saat ia bangkit menyambut umpan Samuel Chukwueze dari tendangan sudut. Namun Franck Kessie menyamakan kedudukan tepat setelah satu jam berlalu setelah tidak terkawal di tiang jauh dari bola mati.

Tim Pantai Gading harus bangkit dari ketertinggalan beberapa kali di turnamen dan melakukannya lagi ketika Haller mengarahkan umpan silang Simon Adingra ke gawang. 

Ini merupakan pencapaian manis bagi Haller. Penyerang Borussia Dortmund itu didiagnosis menderita kanker testis pada Juli 2022 tetapi berhasil mengalahkan penyakit tersebut dan telah menjadi pemain penting bagi Pantai Gading. Ia melewatkan awal turnamen karena cedera pergelangan kaki, memainkan pertandingan pertamanya dalam kemenangan babak 16 besar atas juara bertahan Senegal.

Perjuangan Haller Melawan Kanker

Perjuangannya melawan kanker melambangkan pertarungan di tim Pantai Gading, yang menjadi negara tuan rumah pertama yang mengangkat Piala Afrika sejak Mesir pada 2006. Keempat final mereka di turnamen dua tahunan itu sebelumnya berakhir 0-0, dengan mereka menang melalui adu penalti pada 1992 dan 2015, keduanya melawan Ghana, dan kalah di dua final lainnya.

Haller lahir Ris-Orangis, Essonne, Prancis pada 22 Juni 1994, dari ayah seorang Prancis dan ibu asal Pantai Gading. Pemain yang mengawali karier profesionalnya bersama Auxerre ini memutuskan memperkuat Pantai Gading di level senior pada 2020 setelah bermain di level kelompok Umur untuk Prancis.

Haller bertekad dia tidak akan menyesal setelah final Piala Afrika 2023 saat dia melanjutkan pemulihan dari kanker yang mengancam kariernya sekitar 18 bulan lalu.

Dia didiagnosis menderita kanker testis tak lama setelah bergabung dengan Dortmund dari Ajax. Striker berusia 29 tahun itu menjalani dua operasi dan kemoterapi pada bulan-bulan berikutnya, sebelum kembali beraksi lebih dari setahun lalu.

Haller mencetak satu-satunya gol di semifinal melawan Republik Demokratik Kongo yang membawa tuan rumah ke final, setelah mereka hampir tersingkir di babak penyisihan grup.

Mengatasi penyakit kanker dan sorotan terus-menerus pada kembalinya dia telah membebani Haller, yang juga pernah bermain di West Ham United.

“Sebenarnya saya bosan dengan hal itu,” katanya pada konferensi pers pada Sabtu lalu. “Tentu saja 18 bulan terakhir ini merupakan masa yang penuh tantangan bagi saya dan keluarga. Saya sekarang mengambil segalanya selangkah demi selangkah dan mencoba menikmati setiap momen. Saya tidak ingin menyesal.”

“Mengingat apa yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir, sungguh luar biasa hari ini bisa berada di sini di hadapan Anda dan berbicara tentang final. Saya ingin menikmatinya dan mudah-mudahan besok semua pemain Pantai Gading juga akan menikmatinya,” kata dia menambahkan.

“Tetapi saya pikir mungkin perlu waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk memahami semuanya, apa yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.”

REUTERS

 

Sapto Yunus

Sapto Yunus

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus