Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Forum Wartawan Persib (FWP) memboikot acara launching pemain Persib Bandung untuk Liga 1 2020 yang berlangsung di Ballrom Convention Haris Festival Citylink, Jalan Peta, Kota Bandung, Selasa malam, 25 Februari 2020.
Aksi boikot itu dilakukan lantaran adanya pelarangan terhadap wartawan televisi untuk meliput acara perkenalan pemain Persib karena alasan eksklusivitas. Padahal, sebelumnya beberapa wartawan Persib itu mendapatkan surat undangan melalui surel untuk meliput acara lauching Persib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, sehari sebelum digelarnya acara launching itu, tiba-tiba salah satu perwakilan dari media ofisial Persib, Jatnika Sadili mengirim pesan melalui grup WhatsApp peliput Persib, yang berisi tentang pelarangan peliputan untuk jurnalis televisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Teman-teman, dengan alasan eksklusivitas launching PERSIB 2020 mohon maaf, akses peliputan di dalam ruangan launching hanya foto, tulis dan radio. Teman-teman dari tv (vidio) tidak bisa ambil gambar acara tersebut baik live ataupun record. Teman-teman TV masih bisa mendapatkannya di Youtube channel PERSIB. Nuhun pengertiannya," ucap Media Officer Persib, Jatnika Sadili melalui pesan singkat.
Beberapa jam kemudian, media ofisial meralat keputusan itu dan memperbolehkan wartawan dari media televisi untuk meliput acara launching pemain Persib seperti acara launching Persib di tahun-tahun sebelumnya.
"Sory dah buat gaduh grup ini. Sore nanti temen2 tv sama dengan yg tulis, radio, foto bisa mengakses launching dan memberitakannya. Dengan harapan kerja samanya untuk tidak live juga di sosial media.. Update tan pagi ini. Semoga membuat hati kembali cerah g mendung seperti langit pagi ini," katanya.
Hal itu membuat puluhan jurnalis yang biasa meliput Persib merasa geram dan seolah dipermainkan lantaran sikap yang ditunjukkan manajemen Persib. Walhasil, mereka pun bersama-sama menaruh kembali kartu id liputan launching dan memutuskan untuk tak meliput acara perkenalan pemain Persib itu.
"Memang sempat ada klarifikasi. Tapi ini kan tidak konsisten. Saya hanya ingin tahu lebih dahulu alasan pembatasan apa. Bukan kami kaya anak kecil dikasih permen lalu diam aja. Untuk keberlanjutan kan kami panjang sekali. Liga ini kan masih panjang. Kalau ada pelarangan pun harus ada hitam di atas putih. Ada kepastian hukum harus ada," kata juru bicara FWP, Endra Kusumah.
Endra mengatakan, sebetulnya pembatasan akses liputan Persib memang sudah terjadi lama. Menurut dia, wartawan yang biasa meliput Persib dibatasi tidak boleh sembarangan mewawancarai pemain dan pelatih tanpa seizin dari tim media Persib. Selain itu, untuk wartawan televisi dibatasi hanya boleh mengambil rekaman gambar 15 menit di awal atau akhir latihan.
"Kami beberapa kali sempat dilarang, di luar ini ada pembatasan. Seperti saat latihan ada, 15 menit sebelum dan 15 sesudah. Itu pun cukup rancu. Kalau 15 menit buat kami yang ambil gambar cuma yang nali sepatu aja," ujarnya.
Endra meminta agar media ofisial Persib tidak dengan mudah mengambil keputusan untuk melakukan pembatasan ataupun pelarangan dalam melakukan kegiatan liputan wartawan.
"Saya mau ada kebijakan untuk rekan-rekan yang memang meliput Persib. Karena bagaimana pun Persib ini milik publik dan pemberitaan perlu. Bukan hanya untuk pelarangan tanpa kejelasan yang jelas," katanya.
AMINUDDIN A.S.