Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapten timnas Prancis Hugo Lloris, 35 tahun, percaya adrenalin akan membantu rekan satu timnya mengatasi serangan virus di babak final Piala Dunia 2022. Raphael Varane, Ibrahima Konate, dan Kingsley Coman berlatih jauh dari anggota skuad lainnya setelah menunjukkan tanda-tanda sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Coman, Dayot Upamecano, dan Adrien Rabiot tidak dimainkan di babak semifinal Piala Dunia 2022 ketika Prancis mengalahkan Maroko pada Rabu lalu karena sakit, meskipun pelatih Didier Deschamps berharap ketiga pemain tersebut bisa bermain.
Di pertandingan final, timnas Prancis akan menghadapi Argentina pada Ahad, 18 Desember 2022. Les Bleus mengejar gelar ketiganya sekaligus mencetak sejarah menjadi tim yang mempertahankan gelar Piala Dunia sejak Brasil melakukannya pada 1962.
“Mengenai virus, Anda tidak pernah benar-benar siap untuk hal semacam itu tetapi kami berusaha bersiap untuk pertandingan ini sebaik mungkin. Ini adalah hal-hal yang belum tentu kami siapkan tetapi kami tetap fokus dan tentu saja kami sangat bersemangat untuk bermain di final Piala Dunia," kata Lloris seperti dikutip ESPN, Sabtu, 17 Desember 2022.
Lloris mengatakan kesuksesan Prancis di masa lalu selalu dilandasi oleh semangat tim yang kuat. “Jadi kami mencoba menarik dari itu, ada perasaan yang sangat baik di kamp sejak awal turnamen dan tidak ada alasan mengapa hal itu tidak sama lagi besok,” ujar kiper klub Liga Inggris Tottenham Hotspur itu.
"Kami akan mencoba dan melakukan yang terbaik terlepas dari keadaan. Saya pikir berkat adrenalin dan kegembiraan yang kami rasakan, kami semua akan cukup fit dan siap melakukan apa pun yang kami bisa untuk memenangkan pertempuran terakhir ini.”
Berbicara dalam konferensi pers pada Sabtu, 17 Desember 2022, pelatih Didier Deschamps timnya mencoba mengambil tindakan pencegahan maksimum untuk beradaptasi dan menghadapinya. “Ini jelas sebuah situasi. Jika tidak ada (virus), itu akan lebih baik, tetapi kami mengelolanya sebaik mungkin," kata Deschamps.
Pertandingan di Stadion Lusail, Qatar, itu akan menjadi final Piala Dunia ketiga bagi Deschamps setelah ia memenanginya pada 1998 sebagai kapten Les Bleus dan kemudian empat tahun lalu sebagai pelatih mereka.
Dia tampak tenang meskipun tekanan menghadapi timnas Argentina yang ingin memberi Lionel Messi gelar Piala Dunia perdananya. "Saya tidak khawatir atau stres. Yang penting dalam mempersiapkan pertandingan seperti ini adalah tetap tenang," ujar Deschamps. Ia menyadari bahwa Argentina, dan mungkin beberapa orang Prancis juga, ingin melihat Messi memenangi gelar.
Lloris menambahkan permainan final itu lebih besar dari sekedar Messi. "Ajang ini terlalu penting untuk berfokus pada satu pemain. Ini adalah final antara dua negara besar," katanya. "Ketika Anda menghadapi pemain seperti ini (Messi), Anda harus memperhatikannya, tetapi permainan ini bukan hanya tentang dia."
REUTERS | SOCCERNET